CHAPTER 08


Dunia serasa berhenti berputar.


"Lu.." Aku bahkan tidak sanggup mengeluarkan 4 suku kata selanjutnya. Keringat dinginku mengalir deras seperti air terjun. Tubuhku lemas seperti baru berlari-lari. Jantungku berdetak kencang karena ketakutan.

"Bersikaplah biasaa..." Suaranya yang lembut terhembus ke telingaku.

"Ba...baik"

"Kalau kau terus bersikap baik seperti ini, aku tidak akan menyakitimu, kok. Jangan lupa, nanti siang...Bye" Setelah itu dia langsung meninggalkan aku.


... AKU BISA GILA!!!!


Luciferia ada di sini! Ternyata dia teman sekelasku!


Kenapa semua jadi begini! Ini konspirasi! Pasti! Konspirasi!



"Ketua!! Ada apa? Mukamu habis melihat pembunuh saja! Hahaha" Si rambut stylish mendekatiku yang sedang terkencing-kencing ketakutan.

Aku memang barusaja bertemu pembunuh!

"Ketua, Aku dan Dean mau ngumpulin tugas!"

Kedua orang ini seperti saudara. Mereka yang seenaknya mengangkatku menjadi Ketua kelas. Si rambut stylish bernama Dean dan si cepak bernama Sam. Rasanya pernah melihat pasangan ini di suatu film...

"AL~ Aku mau mengumpulkan tugas..." Si gadis kacamata yang tadi menginginkanku sebagai peliharaannya menghampiri mejaku. Kalau tidak salah namanya... Rena.

"Tepat sekali! Kau mengingat namaku, ya!"

Rena memandang mataku.

...

...

...Apa?

"Aku mau membawa pulang kau ke rumah! Mau ya??" Katanya dengan dengan nada kekanak-kanakannya.

Di dunia ini mana ada pemuda waras yang mau diajak kerumah seorang gadis untuk jadi peliharaannya! Yang benar saja!

"Al, aku sudah selesai..." Ava menghampiriku.

"Hei, Ava sopan sedikit kepada ketua! Kau harus memanggilnya Ketua!!!" Dean dan Sam bersaudara seperti ingin mengajak ribut gadis yang terobsesi jadi Ketua.

"Aku tahu, Kok...ketua aku mau mengumpulkan tugas..." Kata Ava dengan datar.


"..." Dean dan Sam bersaudara terdiam.


"Ah nggak seru! Aku kan mau liat Ava Tsundere Mode!" Sam yang mengatakan hal ini.

"He-eh! Nggak seru! Harusnya kau bilang 'A-Aku tidak akan mengakuimu sebagai ketua, ta-tapi aku tidak membe-bencimu...Eh, kau membuatku bicara yang tidak perlu Ja-jangan salah paham ya!' atau sesuatu semacam itu. Heeh, kalau kau bersikap seperti wanita biasa, kau akan ketinggalan dengan Rena dan Lucy"

"Betul, betul! Rena gadis polos dengan kacamata! Lucy gadis cantik dengan aura elegan dan dewasa! Sedangkan kau wanita tsundere yang bahkan tidak bisa bersikap tsundere! Bagaimana kau nanti bisa menghadapi dunia Harem yang keji dan kejam!"

"Terserah kalianlah!" Ava dengan muka cemberutnya kembali ke mejanya.

Kalau ini harem sungguhan aku senang. Tapi Rena menginginkanku sebagai koleksi hewan peliharaannya, bisa saja aku disuruh melompati lubang api seperti di sirkus-sirkus. Luciferia pembunuh maniak. Satu-satunya wanita yang normal adalah Ava. Dan aku yakin Ava tidak ada perasaan apa-apa padaku. Tapi aku tidak bisa mengatakan ini. Salah-salah kepalaku berlubang.


Aku lihat pekerjaanku yang baru seperempatnya selesai.

Mengerjakan soal essay dan hitungan seperti ini benar-benar sulit. Aku tidak menyangka mereka bisa dengan cepat mengerjakannya. Semua hitungannya pada level aplikasi dan essay nya berisi problem solving, benar-benar kombinasi maut untuk sebuah soal latihan harian.


...

Sebuah pekerjaan tersodor kepadaku...


Seorang gadis dengan tubuh kecil memegang kertas dengan tangan yang terlihat rapuh sekali. Si gadis pendiam... kalo tidak salah namanya Sarah...

"Aku sudah selesai" Matanya memandangku tanpa berkedip.

"Be-begitukah, sayang sekali aku belum, kalau sudah selesai taruh saja. Aku akan mengumpulkan setelah aku selesai" Kataku.

"Kutunggu"

Gadis itu kembali ke mejanya.

Hei, ada apa? Memangnya kau kira aku mau menyontek pekerjaanmu? Pikirku.

"Aku tidak menuduhmu sebagai tukang nyontek" dia berbicara menggunakan punggungnya.

Hegh. Dia seperti membaca pikiranku.




Aku masih kesulitan menjawab soal terakhir.

Si Sam Dean bersaudara sedang asik berbicara tentang perkembangan saham 4 jam terakhir, Ava masih dengan wajah cemberutnya memainkan bolpoinnya. Rena sepertinya membuka situs yang bahkan aku tidak tahu menggunakan bahasa apa. Sarah duduk diam memainkan HP-nya. Jangan tanya Luciferia... aku bahkan tidak berani mengatur jarak pandanganku ke daerah duduknya. Sedang anak-anak lain sepertinya keluar untuk istirahat makan siang.

Aku menyerah menghitung soal hitungan yang terakhir, aplikasi perhitungannya bahkan aku tidak mengerti. Bisa saja aku melirik pekerjaan temanku, tapi rasanya menyebalkan. Mereka dengan santainya menyerahkan pekerjaan mereka, berarti mereka percaya padaku, kan? Justru kalau diperlakukan seperti ini rasanya tidak enak untuk menyontek.

Akhirnya aku mengisi dengan apa yang aku bisa. Bersamaan dengan berdirinya diriku, Sarah berdiri dan membalikkan tubuhnya menuju arahku.

"Aku ikut"

Kemana?

"Ruang Guru"

"Te-terserah kau,"

Aku menerima pekerjaan Sarah dan menuju ke Ruang Guru.





"Al"

"Ada apa?" Kataku terkejut dengan suaranya yang kecil dan datar itu.

"Kau sudah lupa dengan pembunuhan itu?"

Kalau aku lupa dengan pembunuhan itu, berarti aku harus mengecek otakku karena aku mengidap amnesia atau penyakit lupa.

"Aku sudah melihat semua berkas penyelidikan kasus ini,"

Eh?

"Pelakunya sudah tertangkap tadi pagi."

Benarkah!

Sarah memandangku dengan matanya yang hitam.


Dia mengucap sebuah nama...

"Siapa itu?" tanyaku sebagai reflek.

Apa itu nama pencipta mesin pengupas pisang atau sesuatu? Namanya aneh sekali.

"Dia pelaku yang ditangkap polisi pagi ini"

Aku terdiam sesaat. Separuh diriku bersyukur, namun sebagian diriku meragukan dia pelakunya. Bukankah Luciferia sudah mengatakan bahwa dia pelakunya... Tidak! dia belum mengaku bahwa dia pelakunya. Dia cuma bilang mempersiapkan panggung pembunuhannya bersama DIA. Yang dimaksud DIA pasti adalah orang ini.

Teringat kembali pembunuhan berarti teringat bayangan Kak Karin membawa pisau sambil mengorek-orak otak Pak Jo. Semakin aku mencari kebenaran tentang pembunuhan ini, semakin bingung diriku.

Ada beberapa pertanyaan dalam otakku.


Siapa Kak Karin yang kulihat, namun Ami tak melihatnya.

Apa motif Luciferia?

Siapa orang yang tertangkap ini?


Sambil memutar otak, aku dan Sarah berjalan berdampingan sepanjang lorong. Saat kami mencapai sebuah perempatan yang cukup gelap...




Tiba-tiba sebuah tenaga sekuat kuda mendorongku ketembok. Aku setengah terjatuh saat tubuhku bersandar ke tembok. Sebuah lengan menyudutkan leherku sehingga aku sulit bernafas. Lalu sebuah benda dingin masuk kemulutku.


Sebuah pisau lipat mini.


Tidak perlu mencari tahu siapa pelaku semua ini. Karena hanya ada dia dan aku dari tadi.


Sarah menatap mataku dengan wajahnya yang bahkan seperti tidak berubah sama sekali.

"!!!!"

"Jawab pertanyaanku. Kalau kau bertindak aneh-aneh, kusobek mulutmu" nada bicaranya masih monoton saja. Tapi karena nada monotonnya itu suasana jadi semakin mencekam.


ADA APA INI! DUNIA INI SUDAH GILA! Wanita-wanita cantik yang berkumpul di kelasku 2 diantaranya GILA!

Mereka pasti sudah merencanakan ini semua! Konspirasi! Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!Konspirasi!



"Kenapa kau melakukan ini semua." dia akhirnya melemparkan sebuah ekspresi sedih.

Melakukan apa! Dan bagaimana aku bisa menjawab dengan pisau ada dimulutku!

"...maaf" katanya menarik pisaunya.

Aku ketakutan sambil bertanya-tanya kenapa aku tidak bisa melepaskan diri dari himpitan gadis remaja yang tingginya hanya 3/4 tubuhku. Memang aku jarang olahraga dan tadi belum sarapan, tapi meskipun begitu tidak mungkin aku kalah dari seorang gadis remaja. Kenapa akhir-akhir ini wanita semakin mengalahkan pria?

"Melakukan apa?" tanyaku sambil berusaha bernafas dalam himpitan sikunya di leherku.

"Semua pembunuhan ini," wajahnya terlihat semakin sedih.

"Aku tidak melakukannya! Katamu pelakunya sudah tertangkap!"Kataku sambil terus mengerahkan tenagaku.

Sekarang aku tahu perasaan sapi yang akan disembelih. Tidak berdaya.

"Jangan bercanda. Dia dibayar supaya menyerahkan diri! Aku tahu itu! dan polisi menerimanya begitu saja... tidak bisa dimaafkan" Katanya. Perubahan ekspresinya sangat lambat, dari sedih ke marah.

Aku tahu, ada yang aneh.

"Aneh? Apa maksudmu" katanya sambil melempar ekspresi bingung. Ekspresinya seperti dibuat-buat, sangat kaku.

"A-aku sudah mengetahui siapa pelakunya!" kataku dengan bisikan. Aku tidak mau ambil resiko Lucy mengetahuinya.

Sedetik kemudian, aku merasakan kelonggaran dalam himpitannya. Tidak sampai kalian bisa mengeja "Simsalabim" dia kembali mengencangkan himpitannya lagi.

"Jangan bohong!" Dia berteriak. Namun aku bisa melihat keraguan muncul di sinar matanya.

Aku tidak bohong! Dia yang mengaku sendiri!






"..maaf"

Tidak apa-apa. Kau bilang kau adalah anak pak Jo kan? Wajar kau berbuat sejauh itu. Ehm... tapi sebenarnya bagian menodongkan pisau ke mulut sudah keterlaluan.

"...maaf" katanya dengan nada datar dan tanpa ekspresi. Tapi sepertinya dia memang menyesal.

"Jadi, Luciferia adalah dalang semua ini?" Katanya dengan nada datarnya yang akhirnya aku mulai terbiasa dengan itu.

"Ya, bahkan aku akan akan bertemu dengannya siang ini. Entah apa yang dia inginkan, tapi sepertinya dia berniat menjelaskan semua perbuatannya padaku." Kataku sambil memungut tugas teman-temanku yang terjatuh.

"Syukurlah..."

Em... nona sarah? Apa yang baru saja kau syukuri?

"Al bukan pelakunya, aku bahagia"

Aku tidak dapat merespon. Aku merasa canggung sekali Sarah mengatakannya dengan nada datarnya.

"Ba-bahagia kenapa?" tanyaku.

Aku tidak mau mengangkat harapanku terlalu tinggi. Tapi seorang gadis mengatakan dia bahagia bahwa aku bukan pelaku pembunuhan, aku senang. Bohong kalau aku tidak merasakan apapun.


"Kenapa katamu? Karena calon suamiku bukan pembunuh mertuanya." Katanya sambil menyerahkan lembar kerja yang dipungutnya kepadaku.

HAAAAH!! Se-sejak kapan aku jadi calon su-suamimu! Aku yakin wajahku sekarang sangat merah padam. Bayangkan! Seorang gadis cantik mengatakan bahwa aku adalah calon suaminya! Yah, dia agak aneh dan kurang bisa berekspresi, namun tetap saja..

"Bukannya kau yang berjanji padaku?" Dia mengatakan hal ini sambil memandangku dengan matanya yang hitam bersih.

Entah kenapa sekarang pandanganku sekarang berbeda terhadap Sarah. Kau mengerti maksudku kan? Aku mulai berpikiran yang tidak-tidak.

"Aku tidak akan memaafkanmu kalau kau sampai bilang lupa" katanya meninggalkanku sambil mengatakan...

"Aku akan mengikutimu saat kau bertemu Lucy"





Sambil duduk di dekat mata air dan simbol Mega Corp, aku duduk sambil berpikir. Aku semakin bingung dengan keadaanku sekarang... biar aku review apa saja hal aneh yang kualami...

1. Pembunuhan Sadis dengan pelaku yang tidak jelas
2. Wanita gila yang mengaku merencanakan pembunuhan itu mengancam nyawaku.
3. Sarah mengatakan aku adalah calon suaminya.

Yang benar saja! Harusnya ada batasan dimana hal-hal gila tidak terjadi bersamaan, kan?


"Al?" Tiba-tiba suara Ava muncul dari arah punggungku.

"Ava?"

"Hm?"

Gadis dengan rambut panjang yang lurus ini menatapku dengan matanya yang tegas. Aku baru sadar sedetik kemudian kalau dia memakai baju yang aneh.

"Jadi, kenapa kau bercosplay di sekolah?"

Kupandang tubuhnya yang dibalut seragam pelayan kafe. Memandangnya membuat pikiran berpikir kotor sejenak. Yang benar saja, kau memakai baju itu disekolah! Ada batasnya kau berbuat tidak waras!

"Hah? Terserah aku dong. Sudah susah payah aku pesan, sayang nggak dipakai" Katanya dengan wajah ceria.

...Terserah kau lah! Aku sedang bingung memikirkan sesuatu, jangan ganggu aku.

"Em... Al?"

Apa?

"Kau serius tentang pembicaraan kita waktu itu, kan?" Tiba-tiba tingkah laku Ava berubah seperti seorang gadis SMA yang baru saja menembak kakak kelasnya.

Pembicaraan apa?

"..." Ava duduk disebelahku dan menundukkan kepalanya sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.


"Aku tidak percaya kau membuat seorang gadis mengatakannya..." Katanya lagi dengan nada yang membuat orang mendengar menjadi deg-degan.

Apa sih, berhenti bersikap misterius seperti itu! Kalau ada yang mau dibicarakan cepat katakan!

"Kau cuma menggodaku kan?"

Ada apa sih! Kau aneh sekali hari ini!!

"Bagaimana tidak aneh... kau...kau mengajakku menjadi pa-pacarmu... mana mungkin aku bersikap tidak aneh. Aku sepanjang hari berpikir kau mungkin bercanda...Karena kau terlihat seperti biasa hari ini... Ja-jadi kupikir aku bertanya kenapa kita tidak bertingkah seperti sepasang kekasih... Kupikir begitu, Ah! Kalau Kau tidak suka kita bertingkah seperti itu tidak apa-apa kok! Cuma melontarkan opini saja. Hahaha Cuaca cerah ya?" Ava bercicara seperti Pemutar kaset yang rusak.

Matanya memandangku dengan mata yang aku tidak tahan memandangnya selama tiga detik.

...

...

...Sial apa ini! Kejadian aneh terus saja menimpaku!

Aku memandang Ava.

Walau hanya sebentar aku tidak tahan melihat matanya yang sepertinya memancarkan cahaya kebahagiaan.

"Ava, tunggu sebentar. Sepertinya ada yang butuh seseorang jelaskan padaku. Mau menunggu?"

"Um, ya."



Dengan langkah cepat dan lebar aku menuju tempat perjanjian kami bertemu. Aku yakin dia tahu apa yang sebenarnya terjadi!
Sambil berpikir apa yang harus kulakukan, aku terus mengayunkan kakiku.

Seorang gadis dengan kulit pucat dan rambut yang panjang dan hitam berkilau menungguku.

"Akhirnya, sudah kutunggu kedatanganmu, Al." Lucy menyambutku dengan senyumnya yang bisa menjatuhkan 7 dari 10 orang yang melihatnya. Sayangnya aku tidak termasuk 7 orang tersebut.

"Aku sudah datang, sekarang... mau menjelaskan semuanya?" Kataku.

Rasa takutku tertelan rasa marah dan penasaranku, sehingga aku berani mengeluarkan nada kasar terhadapnya.

"Ok, aku tahu semua yang terjadi kepadamu. Em.. tapi sebelumnya aku mau kau bertemu seseorang terlebih dahulu." Lucy mendekatiku sambil tersenyum.

Aku berusaha berpikir cepat apa yang harus kulakukan. Namun aku memutuskan untuk tidak lari. Aku yakin Sarah ada di suatu tempat di belakangku, pasti dia akan meloncat keluar jika aku diperlakukan tidak sewajarnya.

Luciferia berhenti tepat satu langkah di depanku.

Kulihat dia merapalkan sesuatu...


TIba-tiba dalam sekedipan saja aku seperti berpindah ke dimensi lain.





AKu berdiri di suatu tempat.

Tempat tersebut putih sampai ke horizonnya sehingga terlihat tak terbatas. Beberapa benda berwarna disekitarku hanyalah 2 buah kursi yang saling berhadapan dan sebuah meja bundar yang cukup besar. Dan seseorang yang aku kenali berdiri di depanku.




Kukira itu hanyalah pantulan cermin sampai dia bergerak dan duduk di salah satu kursi.

"Kenapa Al? Duduklah,"




Kenapa kau bisa mirip sekali denganku!!!

5 komentar:

Zetsudou Sougi mengatakan...

hmmm
gimana ya?
orang biasa tidak akan menyadari
tapi saya baca sekilas saja langsung nyadar ini mirip bakemonogatari.
sepertinya anda harus lebih berhati2 soal masalah orisinalitas ( terutama karena orang yg berkepribadian seperti si nona kepiting tidaklah banyak )

Anonim mengatakan...

hmm.. kayaknya mulai terlalu banyak meta-joke kalo menurut saya (joke yang berhubungan sama parody atau hal-hal yang cuma bisa dipahami otaku), kalo personally saya suka cerita yang lebih banyak humor biasa dengan meta joke hanya buat selingan (contoh: umineko dan haruhi)

Franz Budi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Franz Budi mengatakan...

@zetsudou
hmm...
bagian masukin pisau ke mulut sebenernya saya terinspirasi bukan dari bakemonogatari, tapi PANS LABIRIN (udah lama sebelum monogatari) tapi yah terkadang memang ide-nya tiba-tiba tanpa sadar udah ada deh.

yang jelas emang sulit membuat cerita menghindari cerita yang sudah mempengaruhi mental saya X'o

Tapi saya tetap akan jaga jarak dengan karya terkenal lain kedepannya.

@kai:
urgh, memang sih...
saya juga sudah menduga akan jadi seperti ini kalau saya masukin terlalu banyak parodi.

sebenarnya IDE atau INTI cerita dari Days baru bakal muncul chapter depan.

kalo chapter depan akan saya godog sampe mateng biar keorisinilannya digenjot sampe maksimal.

Franz Budi mengatakan...

sudah saya rencanakan dari awal akan saya EDIT dan ROMBAK habis-habisan setelah selesai, biar lebih enak dibaca, fontnya di modif, parodi nggak jelas dibuang, deskripsi setting dan karakter diperlengkap dan menambah daftar referensi...

OK sudah saya putuskan akan melakukannya. Komentar teman2 sangat membantu :top: