CHAPTER 02

Aku terbengong menyadari bahwa aku selamat dari ketinggian 8 meter seperti orang tolol.

Aku mulai memasukkan segala informasi visual dan audio yang berada di sekitarku. Aku terjatuh direrumputan hijau yang tebal. Aku melihat dua buah gedung berada di sebelah kanan dan kiriku.

Aneh sekali.

Seharusnya walau aku selamat, aku tetap jatuh di sela-sela bangunan sekolah ABG dan AGS, kan? Tetapi kenapa aku bisa jatuh di tempat yang sama sekali berbeda?

Karena menyadari tidak akan ada yang terjadi jika aku tidak melakukan sesuatu, aku berdiri dari jatuhku dan mulai melangkah menuju tanda-tanda kehidupan terdekat.

Sekejap kemudian aku melihat gadis dengan seragam OSIS lewat di gedung sebelah kiriku.

“Hei!” Secara reflek aku memanggil gadis itu.

Gadis itu menengok ke arahku dengan wajah bingung. Aku langsung saja berlari menuju ke arahnya. Sesaat aku kira dia akan kabur melihatku berlari mendekatinya.

“Anu, Mbak, boleh saya bertanya?” Tanyaku spontan.

“Eh… itu…” Dia terlihat bingung.


DRAP!

Dengan segera dia melarikan diri dariku dengan kecepatan seorang gadis yang dikejar setan.

Hei! Memangnya aku penjahat? Memang aku terlihat seram?

Karena bingung dengan apa yang harus kulakukan dan menyadari tiada siapapun di sekitar sini, aku memutuskan mengejarnya.

Dengan sedikit rasa sakit yang masih tersisa karena tubuh ini melakukan jatuh bebas dengan ditarik gaya gravitasi aku mengerahkan sisa kekuatanku untuk mengejar gadis itu.

Gadis itu berlari menuju gedung yang sepertinya kelas. Namun karena dia berada berseberangan dengan pintu masuk gadis itu berlari memutar. Saat itulah aku menggunakan kelebihan seorang laki-laki. Aku langsung saja melompat tembok yang untung saja tidak ada pakunya. Aku berlari menyusuri tebal tembok yang hanya 20 senti.

Gadis itu sepertinya tidak menyadari caraku mengejarnya.

Brugh!!

Aku menjatuhkan diriku ke depannya. Aku melakukan roll untuk meminimalisir dampak buruk jatuh terhadap tubuhku. Wow, kalau ada orang yang merekam gerakan tadi, pasti keren dan akan ku-upload ke Youtube.

“eh~”

Gadis itu sepertinya terkaget-kaget dengan kemunculanku yang tiba-tiba. Aku yakin ekspresinya seperti seorang penjahat yang melihat Batman muncul dari kegelapan.

“Maaf, Mbak. Saya Cuma mau tanya se-se-se…” Aku berusaha menjelaskan tapi paru-paruku meminta waktu untuk menyuplai oksigen dengan benar keseluruh tubuhku.

“Maafkan aku! Aku tidak berusaha masuk ke bagian Laki-laki, kok!” Gadis itu menutup kepalanya dengan tangannya.

Eh?

“Aku tidak berusaha bertemu dengan seseorang, aku tidak melakukan apapun! Aku cuma lewat! Sungguh,” Dari wajahnya yang cukup menarik terlihat setitik air muncul.

A-Anu aku cuma mau tanya sesuatu, kok. Jangan nangis, Mbak! Aku terlihat seperti penjahat sekarang.

“Eh?” Dia mulai menatapku dengan pandangan bingung.

“Aku cuma mau tanya… dimana ini?,” Kataku dengan jelas dan keras supaya dia tidak salah menerima pertanyaan yang aku berikan.

“Eh. Jadi kamu bukan anak dari ABS?”

Aku terdiam bingung menjawab pertanyaan ini. Bagaimana aku harus bereaksi? Dia menjadi tenang karena menduga aku bukan murid ABS. Kalau aku jawab ‘Aku memang anak ABS’ sepertinya dia akan kabur (lagi). Tapi berarti aku berbohong kalau aku menjawab bukan.

“Kalau begitu kenapa kita tidak keluar dari area ini dulu?” Ajaknya.





“Silahkan,” Gadis itu memberikan seplastik es teh.

Terimakasih.

“Huf~ Kukira kau anak ABS.” Katanya sambil menghela nafas.

Aku lebih baik berpura-pura tidak tahu lihat situasi dan kondisi dulu.

“Me-memangnya kenapa?” Tanyaku

“Kau tahu, kan? Sekolah kami di bawah satu yayasan tapi bermusuhan seperti air dan minyak. Aku tadi ada sedikit urusan. Aku terpaksa menuju ke daerah ABS sebentar. Saat aku melihatmu tentu saja aku takut,” Katanya sambil tersenyum.

“Memang apa yang terjadi kalau saja ada anak ABS yang menangkapmu?” tanyaku.

“Dengan melanggar batas wilayah berarti kami telah melanggar perjanjian perdamaian antara ABS dan AGS. Kalau aku sampai tertangkap aku bisa-bisa kena sanksi dari ABS dan AGS” Katanya

“Memangnya ini perang dunia?” Tanyaku dengan sedikit bingung.

Aku tidak ingat ada peraturan seperti itu. Lagipula ada apa dengan peraturan konyol seperti itu.

Pikiran gilaku mulai menggelitikku.


“Anu- sekarang tanggal berapa?” Tanyaku untuk memastikan sesuatu.

“Hm?...”

Dia mengatakan tanggal dan bulan. Tanggal dan bulan sama.

“Tahun?”

“Hei-hei kau mempermainkanku? Lupa tanggal wajar tapi kalau lupa tahun berapa sekarang adalah hal terkonyol yang pernah ada. Apa otakmu kejatuhan durian atau sesuatu? Yah, kujawab pertanyaanmu …”

Gadis itu mengatakan tahun.

Haha…

Hahaha….

HAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAH!!

Sudah kuduga tapi tidak terduga! Sesuatu yang mungkin bahkan seorang profesor sangat ingin melakukannya, sesuatu yang selalu dimimpikan para maniak Fiksi Sains. Sekarang adalah 8 tahun yang lalu dari waktu aku terjatuh dari teralis besi karatan itu.

Dengan kata lain aku Menjelajahi Waktu!!



“Em~ jadi apa yang kau lakukan di sana? Maksudku ABS,” Kataku memulai pembicaraan. Sebagai adat orang Indonesia yang ramah, hal ini perlu dilakukan. Meskipun orang barat tidak suka melakukan hal ini karena dianggap mencampuri urusan orang lain.

“Em….”

Kulihat wajahnya yang menarik sedikit terganggu dengan pertanyaanku. Mengetahui reaksinya tentu saja aku langsung merespon.

“Kalau tidak ingin bicara tidak apa-apa, kok. Hahahaha” Kataku.

“Um~ bukannya aku tidak mau bicara… Aku tadinya akan menemui seseorang yang mengirimiku surat ini,” Katanya sambil merogoh sakunya dan memberikan selembar kertas.

Aku membacanya sekilas….

Aku muak melihat rayuan gombal di dalam surat itu. Bahasanya yang sok dan seperti pujangga kampungan membuatku ingin meremas-remas kertas itu. Tapi tentu saja aku tidak akan melakukannya. Di baris ke-7 aku membaca sebuah kalimat yang menurutku paling menjijikkan.

Wahai yang mulia dewiku, maukah anda menemui pemujamu yang sangat hina ini. Hamba terlalu sibuk mengerjakan sesuatu di perpustakaan sehingga hambamu yang sangat ingin memandang keindahanmu dan melakukan sedikit percakapan dengan suara yang mulia yang indah bagai kicauan burung pagi, tidak bisa datang menemui yang mulia secara langsung....

E…. Jadi kau mendapat surat ini. Aku ingin melihat seperti apa wajah orang tolol yang membuat surat cinta seaneh ini. Mungkin saja dia memiliki 3 kaki atau memiliki tanduk dikepalanya.

Menghiraukan lelucon yang tidak dimengertinya gadis itu menjawab pertanyaanku.

“Tadi pagi aku mendapat surat sebelum aku masuk gerbang sekolah dari temanku. Setelah membaca surat itu tentu saja aku penasaran kepada orang tersebut dan dia memintaku sepulang sekolah menemuinya di perpustakaan.” Katanya sambil menundukkan kepalanya sehingga aku tidak bisa melihat ekspresinya.

Lalu? Bagaimana? Apa dia memiliki 3 kaki atau tanduk? Mungkin otaknya sebesar biji kacang? Aku yakin orang normal tidak akan ada yang menulis surat sesinting itu.

Menurut cerita gadis ini, setelah dia menuju perpustakaan dia memutuskan mengintip dari luar. Ternyata sekumpulan murid lelaki dari ABS sudah disana. Dalam percakapan mereka, ternyata surat itu hanya umpan untuk gadis ABS agar datang ke perpustakaan. Aku membayangkan wajah-wajah pemuda brengsek yang tertawa-tawa jika gadis itu benar-benar sungguhan masuk ke perpustakaan.

“Mereka murid tingkat 1, mereka diberi sanksi menjaga perpustakaan dan dijanjikan bebas dari hukuman jika menjaga perpustakaan ABS dengan baik apalagi sampai menangkap ‘penyusup’.” Katanya dengan suara yang mulai sulit terdengar.

“Jadi si bocah-bocah brengsek ini mempermainkanmu…” Kataku sebal. Aku yakin jika mereka bertemu dengan kakakku, wajah mereka akan seperti telur acak. Aku ingat kata-kata kakakku.

Membohongi wanita adalah perbuatan paling menjijikkan yang mungkin dilakukan seorang pria.

“Em. Aku memang tidak terlalu populer sih…Seharusnya aku tahu kalau surat itu palsu, bodohnya aku…hahaha” Katanya sambil tersenyum.

Meskipun dia tersenyum aku bisa melihat kesedihan di dalam senyumnya.

“Kakakku bilang, ‘Setiap wanita suka dipuji dan paling tidak suka dibohongi’ Para bocah tersebut sudah keterlaluan. Biar aku hajar mereka,” Kataku.

“Eh! Tidak perlu! Tidak perlu. Mereka ada banyak!” Katanya mencegahku.

Jangan khawatir! Ayo! Mereka pasti masih ada disana!

“Kau belum kenal anak ABS! Mereka ditakuti soal berkelahi!”

Aku tahu itu nona, karena aku juga murid ABS.

Aku mengatakan hal ini karena aku yakin bukan anak ABS yang ditakuti gadis ini. Tetapi pemuda pemuda yang mengincar kredit dari menangkap ‘penyusup’. Benar-benar konyol sekolah ini 8 tahun yang lalu. Mereka mungkin belum tahu Ladies First

“Eh, kau murid ABS?” Katanya kaget. Tapi sepertinya dia tidak takut padaku.
.
Aku beranjak dari dudukku dan menuju ke arah perpustakaan diikuti gadis itu. Lokasi perpustakaan ABS masih sama tempatnya di 8 tahun yang lalu. Perpustakaan itu memang awalnya milik ABS namun beberapa tahun yang lalu (tahunku) AGS dan ABS merenovasi perpustakaan sehingga menjadi perpustakaan terbesar di seluruh kota.

Aku menyusuri jalan menuju perpustakaan…

Kalau ada yang bertanya-tanya mengapa aku berani melakukan hal ini, tentu saja ada alasan aku mengapa aku berani melawan banyak orang sendirian. Semua ini berani kulakukan karena ABS menganut sistem Senior-Junior. Meskipun 10 orang tingkat 1 tidak akan berani melawan 1 orang tingkat 2 sepertiku. Apalagi aku dalam posisi yang benar.

“Hei, kenapa menurutmu sekolah ini sampai sekacau ini?” Kataku memecah kesunyian.

“Ya~ tidak terlalu kacau sih menurutku. Eh, bukannya kau anak ABS? Harusnya kau tahu, kan?”

Bagaimana aku bisa tahu? Aku ’kan dari masa depan, pikirku.

“Aku cuma ingin tanya opinimu,” jelasku.

“Yah, gara-gara kepala sekolah kita bermusuhan dan beberapa kejadian, Akhirnya membuat kerukunan sekolah kita terganggu. Aku harap semua kembali damai,”Katanya singkat.




Akhirnya kami sampai digedung perpustakaan.

“Kau tunggu di sini saja, kalau ada apa-apa lari, ya?”




“Hm? Selamat sore…. Ada yang bisa kami bantu?” Kata seorang pemuda di dalam ruangan yang cukup besar itu.

Aku melihat disekelilingnya… Beberapa pemuda lain sedang bersendau gurau. Jumlahnya 5 orang.

“Ah tidak. Aku dengar kalian menipu seorang gadis dengan surat cinta palsu?” Kataku santai.

Seketika ekspresi mereka berubah menjadi beringas.

“Ya? Kenapa?” Jawab seorang pemuda yang berdiri di tengah.

Tidak, aku hanya mengingatkan kalian kalau perbuatan kalian sudah keterlaluan… Berpikirlah sedikit otak dinosaurus! Seorang gadis menangis batin gara-gara surat palsu itu!

“Mau apa kau ikut campur! Kami cuma mau ingin mendapat kredit dari kepala sekolah, Lagipula gadis itu memang dibenci semua orang! Heh!”

Apapun alasannya aku tidak terima!!!

“Mau bikin urusan panjang??”

Heh! Dasar anak tingkat 1, beraninya kalian melawan senior kalian!



Saat mengatakan ini aku sudah merasa kemenangan telah kugenggam.



Tapi aku salah…


Seorang dari 5 pemuda itu melompat ke arahku dan mendaratkan hantaman ke wajahku…

BuKK!!!

AW!! Rasanya sakit sekali! Pipiku terasa panas sekali. Aku yakin dinding mulutku menghantam gigiku sehingga darah segar mengucur di dalam mulutku. Kepalaku serasa kosong selama satu detik.

Aku langsung bangkit dari jatuhku dan meludahkan darah dalam mulutku yang terasa asin.

“Heh! Anak kelas 2 mau macam-macam dengan kami, The Big Five ABS” Kata pemuda yang baru saja menghajarku.


Aku menganalisa kata-katanya barusan. ….kelas 2… AH! Sial! Aku lupa kalau sistem Senior-Junior baru diterapkan 4 tahun yang lalu!! Sambil menyesali kebodohan dan kesombonganku yang tolol aku langsung berpikir menyiapkan rencana B.

“A-aw.. hehehe ternyata pukulan Si Lima Besar Tolol tidak seberapa…” Kataku memanasi mereka.

“Hehe berani juga kau melawan kami.” Kata pemuda yang barusan memukulku.

“Tunggu sebentar. Kenapa kau sejauh ini melawan Big Five cuma gara-gara anak koruptor itu? Benar-benar perbuatan terkonyol yang pernah kulihat. mendengar nama kami saja para murid dan guru ABS dan AGS sudah merinding… Kau jatuh cinta atau sesuatu pada anak koruptor itu?” Kata pemuda yang berdiri di tengah dengan nada sinis.

Aku tentu saja tidak tahu apapun tentang gadis itu karena kami baru bertemu 20 menit yang lalu.

“Anak koruptor atau bukan, yang penting kalian sudah membuat seorang gadis sedih! Minta maaf!” Kataku.

Aku tahu kalau kata-kataku barusan malah memperkeruh suasana, tapi aku sudah tidak bisa mundur lagi. Prioritas sekarang adalah kabur dan selamat.

…Dipikir-pikir di masaku dan masa lalu aku kena masalah terus ya?


Secepat kilat aku mundur dan menuju pintu keluar….



Saat itu juga aku sadar bahwa gadis itu masih ada di luar!






“Kenapa kau mengunci pintu tersebut?”

Pantas mereka bertanya seperti itu, karena baru saja aku mengunci pintu utama perpustakaan dan membuang kuncinya lewat ventilasi.

“hehe…”Aku lalu menarik nafas sedalam-dalamnya dan berteriak

LARI! AMBIL KUNCINYA DAN LARI!


“Dasar sia….LAN!!!”

Aku merasakan sensasi hantaman di pusarku membuat isi perutku serasa mau keluar semua. Hei aku baru saja makan!

Aku langsung mengikuti arah vektor hantaman tersebut sehingga aku terpental jauh dari Si Lima Besar atau apapun itu.

Aku tidak sempat mengumpat karena pemuda kedua menghampiriku dengan tangan menggenggam.

Aku menghindar kesamping dan melompat ke arah lemari buku dan memanjatnya. Sambil melarikan diri aku melihat “peta pertarungan”.

Seperti di film-film aku melompati lemari – lemari buku tersebut. Namun sayangnya salah satu dari mereka mengetahui pola gerakanku dan menghantam lemari yang baru saja ujung jariku menyentuhnya.

Seketika aku terjatuh namun aku berusaha tenang dan mendarat tepat diatas kepala pemuda yang menghantam lemari tadi. Massa tubuhku dan Percepatan gravitasi bumi ternyata cukup membuat pemuda ini pingsan. Walau sebenarnya aku yakin lututku tepat mencium kepalanya.

Tinggal empat pikirku

Aku masih ingat ada pemuda yang mengejarku dari belakang dan aku langsung menjatuhkan lemari buku ke arahnya. Aku sudah tidak tahu apa yang terjadi, paling tidak tubuh seseorang akan memar jika kejatuhan lemari berisi buku hardcover. Maaf tuan buku, aku terpaksa memperlakukanmu seperti ini.

Tinggal tiga
belum sempat selesai mengambil nafas kerah bajuku ditarik kebelakang sampai aku terjatuh.

Pemuda yang menarik kerahku langsung mengarahkan kepalannya ke arahku. Tapi aku masih sempat menghantamkan dahiku ke dahinya.

Rasanya bukan main pusingnya namun aku harus cepat bangun. Aku langsung bangkit dan menendang kepalanya.

Tinggal dua. Sesaat perasaanku lega namun tiba-tiba….

DOR!

Tetanggaku yang masih kecil pun pasti tahu suara apa itu.

Pemuda yang tadi berdiri ditengah mengacungkan pistol kelangit.

Sial! Kenapa seorang murid SMA bisa memegang senjata berbahaya seperti itu! Memangnya ini film?!

“Sudah cukup! Aku sudah muak dengan gaya bertarung seperti pengecut.” Katanya

“Hei! Bukannya memakai pistol lebih pengecut! Pakai logikamu otak kuda!” Kataku sebal sekaligus takut.

Tiba-tiba seorang temannya mendekapku dari belakang. Ugh! Kalau saja dia wanita dan ini dekapan sayang aku mungkin senang.


HOEKK!!

Ugh! Tendangannya benar-benar penuh tenaga dan lagi-lagi mengarah keperutku. Berhenti menyiksa pencernaanku!

Kepalaku mulai pusing dan aku rasa aku akan pingsan. Namun disaat seperti ini …



“Yups! Cukup!”

Suara ini datang dari arah belakang pemuda itu. Sejak kapan?

Seorang gadis memakai seragam OSIS AGS berdiri dibelakangnya. Rambutnya di ikat kuda dan aku rasa aku pernah melihatnya. Dengan pose sombongnya dia tersenyum sinis.

“5 lawan 1. Dari awal saja sudah tidak adil. Hei Bodoh! Masa lawan seorang saja kau pakai mangacungkan pistol,”

Kebingungan dengan keadaan yang ada, aku dan para sisa Big Five ini bengong dan memiliki sebuah pertanyaan yang sama.

“Dari mana kau masuk??” Kata kami hampir bersamaan.

“Tidak penting! Aku mau kalian semua berhenti berkelahi! Kau bocah yang sedang memukuli bocah yang kelihatan miskin, mundur sekarang juga!”

“Siapa kau berani melawan Big Five? Mau mati?” Kata si pemuda.

“…..Aku paling benci dengan orang sok seperti mu…TAHU!!” Gadis ekor-kuda itu langsung menarik senjata dari pahanya dengan menyingkap roknya. Aku yakin melihat sekelebatan putih.

“Kau punya senjata dan aku juga punya. Kalau berani, duel senjata ala Koboi, Russian Roulette, atau apapun aku layani!” Kata gadis itu.

HEI! Kenapa kau bisa tiba-tiba muncul! Kenapa kau bisa memegang senjata?! Dan kuberitahu ya! Main Russian Roulette memakai pistol otomatis sama saja bunuh diri!

Segera kemudian gadis ini maju ke arah kami dengan kecepatan luar biasa sambil menundukkan tubuhnya.

Gadis itu dengan kuat menghantamkan sikunya ke arah si pemuda yang membawa pistol dan langsung meluncurkan kepalannya ke hidung pemuda yang mengekang gerakanku. Aku rasa aku mendengar suara KRAK.

Belum selesai, si gadis membalikkan tubuhnya dan menyudutkan pemuda yang membawa pistol ke lantai. Sedetik kemudian dia mengacungkan pistolnya ke arah mulut pemuda tersebut.

“Hehehe siapa yang “mau mati” sekarang??” Katanya.

DOR!!



“Cih! Dasar pengecut! Dia pingsan”

Ternyata si gadis menembakkan pistolnya di sebelah kepala si pemuda.


Masih membisu melihat keanehan yang terjadi, aku yakin mulutku menganga lebar.


“Fyuh! Aku kira kau bakal menang tadi. Ternyata si pengecut ini punya senjata. Kau tidak apa-apa Al bodoh?!” Kata gadis ekor-kuda itu.

“Ehm, apakah kita pernah ketemu sebelumnya?” Kataku. Aku yakin ini pertama kalinya kami bertukar kata. Lagipula kenapa ada akhiran “bodoh”?


“Perkenalkan aku Aisa! Si Jenius dari barat! Sekarang kita harus pulang ke Timeframe kita!” Kata gadis ini dengan santainya sambil melihat jam tangannya.

“Tu, tunggu!... “kataku.

Aku baru saja ingat bahwa aku telah menjelajahi waktu.

==================================================================

Author Note :

Jump Chapter 02 tadinya bercerita tentang Al yang balik ke masa perjuangan kemerdekaan Indonesia tapi karena sudah digunakan buat cerpen jadi saya ganti. Ternyata malah ketemu konflik baru.

Senior-Junior, juga digunakan di sekolahku. Basically, sekolahku juga menganut ke-militerisasian, (LOL sumpah bahkan ada LDDK kalau disetarakan hampir sama dengan ujian masuk kopassus,... maaf bohong kok tapi pokoknya cukup sengsara) terutama kelas 1. Mereka harus (sangat) menghormati Senior (BUKAN Kakak kelas).

Sampai-sampai Pelatih (Pelatih dari Angkatan Laut, jangan sampai memanggil mereka PAK kalo anda tidak ingin ditampar dan diomeli 'memangnya saya bapakmu??!!') juga membela Senior, dan memberikan aturan "Senior Selalu Benar". Yang tapi di jurusan ku cukup kondusif hubungan Senior-Junior nya.

Terakhir, kenapa Illustrasi gak ada? Karena PC saya hancur lebur! Padahal ingin sekali meng-upload-nya X<

Reference:

Russian Roulette : Permainan di mana anda menodongkan pistol revolver ke kepala anda dengan isi 1 peluru lalu revolver di putar lalu tarik pelatuknya. Jika anda tidak mati berarti anda menang, namun jika anda tidak beruntung kepala bisa-bisa berlubang.

Maksud Joke di atas adalah Pistol Otomatis tidak seperti revolver yang menembakkan peluru di slot yang ada pelurunya, Pistol Otomatis akan terus mengeluarkan Peluru sampe pelurunya habis LOL!

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Anda emang pinter bikin referensi lokal. Btw saya malah jadi inget sama RomeoXJuliet, dimana keluarga Capulet berseteru dengan keluarga Montague. Mungkin keren juga kalo lambang badge ABS adalah perisai dan AGS adalah pedang, dan ternyata ada secret path yang menghubungkan dua sekolahan itu (eh kalo ini udah ding ya)

Mulai masuk ke plot, good development. Dan entah kenapa saya suka dengan karakter cewek yang pertama kali keluar itu. Dimunculkan lagi dong XD

btw box buat ngasih komen di template ini kayaknya ada bugnya, susah banget ngetik verfication wordnya, harus pake nekan tab karena gak bisa di scroll, kayaknya anda harus ganti template lagi, lol

Franz Budi mengatakan...

e...RomeoXJuliet??!! hahaha

padahal charanya kan belum ada illustrasinya tapi kok bisa udah seneng?

btw, terimakasih banyaaaaaaak sekali, atas sumbang sarannya. Kata imouto saya banyak yang liat tapi ga kasi komen.. -.-

padahal blog tanpa komen rasanya seperti bicara sendiri...

Anonim mengatakan...

Edan, anak sma jaman kapan bawaannya pistol gitu?

Franz Budi mengatakan...

Hehehe ada lah entar juga ketauan