Jump!!! Chapter 06


"Di antara Eve dan Aisa, Tuan pilih mana?"

Tiba-tiba saja Ed melemparkan sebuah pertanyaan kepadaku. Ed berdiri disebelahku yang sedang jongkok. Dari tempat kami berada, kami memperhatikan kedua Gadis sedang memilih-milih baju dengan antusias, dan kami para laki-laki ditinggalkan begitu saja.

Setelah Aisa mengurus pembelian material untuk renovasi perpustakaan, Aisa langsung saja beranjak ke butik untuk membeli baju.




"Kenapa kau bertanya begitu?" Tanyaku dengan tidak tertarik.



"Oh? Jadi Tuan Al bukan tipe laki-laki yang senang membandingkan kedua wanita yang sedang bersebelahan?" Kata Ed setengah bercanda.

Maksudmu seperti 'mana yang lebih manis?' atau pertanyaan sejenis itu? Aku tidak tertarik. Aku lebih suka menyimpan pikiran seperti itu dalam kepalaku.



"Hm. Bagaimana kalau kita ganti topik, Menerutmu bagaimana perkembangan ekonomi daerah kita ..."

Stop. Kalau mau mengajakku berbicara, jangan bicarakan hal yang memusingkan. Bicarakan saja sesuatu yang normal.



Dari tempat kami berada terlihat Eve menolak baju pilihan Aisa, namun Aisa memaksakan memakaikannya kepada Eve.


"Saya tadi menanyakan hal 'normal' anda tidak tertarik," kata Ed tanpa nada menyalahkanku.






"Aku lebih tertarik kepada para penjelajah waktu seperti kalian," Kataku sambil mendongakkan kepalaku kepada Ed yang sedang bersandar pada tembok.






"Hoo. Jadi tuan Al tertarik pada kami?" katanya retorik sambil memamerkan senyuman bisnisnya.

Aku masih tidak percaya kalian dengan mudahnya menjelajahi masa depan dan masa lalu, bagaimana kalian bisa melakukannya? secara teknis tentunya



"Kami mendapat perintah dari Organisasi untuk menjawab segala pertanyaan anda. Jadi tenang saja, tidak akan ada 'Informasi rahasia'. Pertama-tama saya akan mengoreksi, kami tidak dapat menjelajahi masa depan." Jawab Edi dengan enteng.



Aku terdiam. Bukankah semua penjelajah waktu di film-film bisa menjelajah waktu sesuka hatinya?



"Pada dasarnya, melakukan lompatan waktu ke masa depan lebih mudah daripada melakukan lompatan waktu ke masa lalu. Secara teknis hibernasi juga termasuk melompati waktu ke masa depan,"

Hibernasi? Maksudmu seperti hibernasi yang dilakukan beruang?

"Ya. Sebenarnya kami mampu menjelajahi masa depan, secara teori. Anda tahu kan, hukum Penjelajahan waktu kami yang pertama?"

Yang mana? Kalian membuatku menelan pemahaman tentang Menjelajahi atau melompati waktu dalam satu pertemuan.



"Ingat Causality Loop? Dimana segala sesuatu yang terjadi sudah ditakdirkan dari awal, atau Predetermined?"

Er, kalian mengatakan bahwa seluruh tindakan dari penjelajah waktu sudah ditakdirkan dari awal dan karena itu kalian para penjelajah waktu berfungsi sebagai pembentuk sejarah ... aku tidak hafal redaksinya,



"Kami penjelajah waktu adalah sebagai salah satu komponen pembentuk sejarah, masa depan tidak akan berubah meski para penjelajah waktu melakukan sesuatu di masa lalu,"



Tapi bukankah kalian bilang bahwa dasar hukum kalian runtuh karena sejarah ternyata bisa dirubah, buktinya kemarin... dan kalian menyalahkan semuanya kepadaku.



"Tapi bukankah itu tidak menjamin 'perubahan masa depan' dan kembalinya aliran waktu yang terjadi adalah merupakan BAGIAN dari sejarah?"pungkasnya


Aku terdiam dengan pernyataan terakhir tersebut. Ya, bukan jaminan bahwa 'perubahan masa depan' tersebut bukan merupakan bagian yang telah ditakdirkan.




"Kembali ke masalah utama. Mengapa kami tidak bisa melompati waktu menuju 'masa depan'? Pada dasarnya, kami belum pernah mengkonfirmasi bahwa menuju masa depan itu memungkinkan," Kata Edi dengan singkat.


Tapi bukankah pasti ada anggota organisasi yang setidaknya penasaran dan mencoba menuju masa depan, kan?



"Pertanyaan Tuan bagus sekali,"

Kata Edi dengan nada sangat serius.




"Sebagai Ilmuwan, tentu saja beberapa dari kami penasaran dengan 'ada apa di masa depan', masalahnya, para Ilmuwan kami yang mencobanya tidak pernah kembali,"

...Kau seperti menjelaskan tentang sebuah desa angker yang tidak diboleh di dekati karena ada mitos aneh di sekitarnya.



"Maaf, Saya serius. Organisasi kami selalu berhati-hati dalam memecahkan sebuah permasalahan penjelajahan waktu. Kecuali pada saat ada sekumpulan profesor gila yang membunuh kakeknya sendiri untuk membuktikan Grandfather Paradox, itu tidak dihitung.

Karena saat kami mengirimkan tim uji coba untuk menjelajahi waktu ke masa depan dan ternyata tim tersebut tidak pernah pulang, kami tentu saja tidak sembarangan melakukan penjelajahan waktu.

Sepertinya ada sesuatu yang menghalangi kami merusak harmoni alam dengan 'mengetahui informasi dari masa depan'


Mungkin ada hubungannya dengan Causality Loop." Edi mengahiri kalimatnya dengan hembusan nafas.




... Ada yang aneh.




"Eh?" Edi menampakkan ekspresi kaget.

Tidak. Hanya saja perasaanku sedikit aneh. Aku ingin tanya sesuatu, dari siapa kalian mengetahui metode menjelajahi waktu yang baik dan benar?

"Er, saya tidak tahu, bawahan seperti saya tidak mengerti informasi seperti itu," Wajah Edi sedikit menyesal karena dia tidak dapat menjawab pertanyaanku.



"Ada tiga kemungkinan cara kalian mendapatkan metode tersebut," kataku sambil membuat jari telunjuk, tengah, dan manisku terbuka bersamaan.



Pertama, kalian mendapatkannya dari orang masa depan.



Kedua, kalian mendapatkannya dengan usaha kalian sendiri.



Pilihan ketiga, kalian mendapatkannya dari masa lalu,



Edi seperti kaget dengan pernyataanku barusan,

"Sa-saya tidak pernah memikirkan hal tersebut. Tapi apa yang Tuan maksud dengan 'ada yang aneh'?" kata Ed dengan nada penasaran.


"Simpan saja pertanyaanku tadi. Tanyakan kepada yang mengerti. Kalau sudah tahu beritahu aku," Kataku


Ada yang aneh. Pikirku. Kalau mereka bisa menjelajah waktu ke depan, dan mereka bisa mundur ke masa lalu. Kenapa mereka tidak bisa maju ke masa depan dan lalu mundur kembali?




"Tapi saya tidak menyangka Tuan Al begitu memahami seluk beluk problem penjelajahan waktu,"


Aku menatap Edi dengan tenang, sudah kubilang dulunya aku tertarik dengan hal ini.






Ngomong-ngomong kau belum menjelaskan secara teknis bagaimana kalian bisa menjelajahi waktu. Dari kemarin yang kalian lemparkan kepadaku hanyalah teori-teori paradoks.



"Ah menjelaskan teknis penjelajahan waktu bisa memakan waktu seharian, lain kali saja Tuan," kata Edi sambil menunjuk ke arah ke dua gadis.



Dengan wajah penuh cahayanya yang mungkin bisa menerangi sebuah konser musik, Aisa menarik tangan Eve menuju arah kami.


"Bagaimana? BUkankah Eve sangat manis memakai ini?"

Aku terpana melihat gadis polos ini memakai gaun biru yang sangat elegan dan terlihat mahal itu. Satu komentar : luar biasa. Sang pemakai gaun tersebut menundukkan kepalanya sambil menggenggam terusan gaunnya dengan kuat seperti dia akan jatuh kalau melepas genggaman itu.

"..baju ini memalukan, Nona,"jawab Eve dengan lirih.

"Tidak. Seorang gadis muda harus menampilkan kemanisannya sampai ke batas maksimal sampai kau tidak bisa lebih manis lagi dari ini! Hei Al, Ed, Apa baju ini terlihat memalukan?!"Kata Aisa.



"Tidak," jawabku dan Edi hampir bersamaan.



"Tentu saja, baju pilihanku tidak mungkin memalukan! Ayo, Eve kita masih harus mencoba yang lain. Hidup hanya sebentar dan kau harus mengisi waktu dengan memakai pakaian pakaian yang manis! Ayo!"

Dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya Aisa menarik Eve menuju deretan baju-baju di butik mahal itu.



"Kalau Nona sedang semangat seperti itu, energi yang dikeluarkannya mungkin setara dengan energi untuk menerangi kota ini," kata Ed bercanda

"Apa Aisa selalu seperti ini?" tanyaku tanpa tujuan.

"Ya. Apalagi kalau nona sedang bad mood. Dia bisa-bisa menghabiskan seharian cuma untuk mendandani Eve sesuka hatinya,"

Artinya dia sekarang sedang bad mood.

"Ya, bahkan anti-depresan tidak dapat menenangkan Nona. Kita biarkan saja dulu."



Tenang...




"Oh. Aku ingat Aisa bilang kalau dia benci Eve"

Pembicaraanku dengan Aisa saat dia menemaniku pulang ke rumah tiba-tiba terbersit di benakku.


"Nona bilang begitu?" Kata Ed dengan nada tidak percaya.

"Ya. Tapi nyatanya Eve dan Aisa malah terlihat seperti kakak dan adik yang sangat akrab. Benar-benar berkontradiksi," kataku lagi.

"Hm... ceritanya panjang. Lebih baik Tuan tanyakan saja kepada orangnya langsung,"






Beberapa pergantian baju kemudian, Aisa sepertinya sudah puas membuat Eve menjadi mannequinnya. Karena merasa tidak enak meninggalkan butik tanpa membeli sesuatu setelah mencoba begitu banyak baju, Aisa membeli beberapa.




"Uwaaah! Segarnya pikiranku. Aku jadi ingin makan yang manis-manis." Kata Aisa sambil meluruskan tangannya ke udara,


"Ah, aku ingat. Aku janji menjemput kakakku jam dua. Dia bekerja di toko kue di sekitar sini. Kalau kalian ikut denganku mungkin kalian akan dapat diskon," kataku.

"Oh, sempurna! Komite Perpustakaan, Maju!" Kata Aisa sambil mengangkat tangannya ke udara.



***



No author post, Don't feel like write any this week. Saya udah mau muntah nyelesaiin chapter ini.

3 komentar:

gecd mengatakan...

sip
masuk ke bagian misteri dan cukup membuat saya ikutan berpikir
saran saya sih hati2 saja agar jangan seperti seseorang yg ga bisa keluar dari closed room yg dibuatnya sendiri

Anonim mengatakan...

lol cukup bikin sedikit puyeng juga baca bagian time travelingnya, mungkin anda harus nyoba nyederhanain susunan kalimatnya kalo mau bisa dikonsumsi publik.

setuju dengan gecd, rumors says kalo salah satu suhu kita, tuan Tanigawa tidak bisa melanjutkan jilid 10 karena hal yang sama, wkwkwk

Anonim mengatakan...

fallendevil : Iya saya juga pikir begitu,

closed room? sudah ada kuncinya kok,