Jump!!! Chapter 08


Kapten mengeluarkan sesuatu dari kantongnya. Melihatku waspada, dia menjawab.

"Rokok," katanya sambil tersenyum dan menunjukkan bungkus rokoknya kepadaku.

"Lalu, di mana mesin waktunya?" Kataku

"Mesin waktu? Mana ada yang seperti itu. Kami menjelajahi waktu menggunakan portable device dengan katalisatornya adalah Gate-keeper,"

Perlu waktu lama untukku menyadari arti kata-kata Kapten dengan jelas.

"Gate-keeper, berarti Aisa?"

"Ya, tapi kan sudah kubilang, Informasi ini rahasia untuk gadis itu. Sedangkan aku ini Eraser. Tunggulah sebentar sampai Gate-Keeper yang lain datang,"

Kapten menyalakan rokoknya dan mulai menghisapnya. Aku terdiam dan memandang sekelilingku.

Waktu membeku.

...

......



Tunggu! Aku pernah lihat film tentang "Clock-Stopper"! Daripada berpikir bahwa orang lain berhenti bergerak, aku harusnya berpikir...

Akulah yang bergerak lebih cepat dari orang lain sehingga mereka terlihat berhenti! Aku ingat kata-kata Aisa, waktu itu relatif. Tentu saja ini berlaku bagiku.



Plok-plok-plok


"Tepat sekali tuan Al, ini salah satu akibat dari gerak relatif. Kita bergerak sekian kali lebih cepat dari orang lain."

Berarti, kita juga sekian kali lebih cepat tua dari pada orang lain? Aku ingat di film tersebut, sang clock-stopper menjadi tua renta karena terlalu banyak 'menghentikan waktu'


"Hm, sayang sekali 'clock-stopper' kami yang berbeda. Anda tahu dilatasi waktu?"



Aku menggelengkan kepalaku.


"Anggap saja Tuan adalah seorang penonton balapan Nascar, sedangkan saya adalah pengemudi mobil Nascar tersebut.

Saya mengitari sirkuit dengan kecepatan tinggi hingga mencapai 1/3 kecepatan cahaya.

Sesuai teori relatifitas Einstein, Waktu yang saya alami terhadap waktu anda yang duduk menonton saya mengendarai mobil Nascar tersebut..."


Akulah yang lebih cepat tua dari pada Kapten yang melaju dengan kecepatan tinggi.


"Tepat sekali. Atau lebih tepatnya waktu saya yang lebih lambat berlalu terhadap waktu anda,"


Tapi, itu berarti kemampuan mempercepat diri ini tidak memiliki kelemahan? Tunggu, seharusnya dari tadi aku tanya ini. Bagaimana aku tidak ikut 'berhenti' seperti orang lain.


"Tentu saja ada kelemahannya. Massa tubuh anda bertambah pada kecepatan yang tinggi, sebagai akibatnya..."


Ya, Aku sedikit merasa berat, pusing dan mual.


"Dan jawaban pertanyaan tuan yang selanjutnya, karena Anda pengecualian,"

Hah?


"Seharusnya sebelum melakukan gerakan akselerasi seperti ini, kami harus melakukan persiapan. Tapi seperti yang saya pernah bilang sebelumnya. Anda pengecualian. Anda adalah salah satu misteri bagi Organisasi kami selain para Penyihir itu,"




Kapten kembali menghisap rokoknya.


"Buang rokok itu. 1/3 rokok terakhir merupakan tempat konsentrasi nikotin terbesar," Kataku menunjuk ke arah rokok Kapten.

"Terimakasih sudah mengingatkan,"




Kami hanya diam selama menunggu gate-keeper datang.

Tiba-tiba Kapten berkata,

"Ada yang ingin tuan tanyakan?"

Aku menatap kapten.


"Banyak sekali. Seperti mengapa kalian tidak bisa melompati waktu ke masa depan? Dari mana asal pengetahuan kalian tentang menjelajahi waktu tersebut? Dan bagaimana sebenarnya Penjelajahan Waktu bisa terjadi? Mengapa Paradox-paradox waktu kalian yang sangat lemah pijakannya? Siapa sebenarnya para Penyihir itu? Tapi biarlah, aku sudah pusing memikirkan penjelajahan waktu dari kemarin. Otakku tidak sanggup," Kataku sambil bersandar ke kursiku.

Dengan melemparkan ekspresi "oh, begitu" kapten kembali mengambil sebatang rokoknya.

"Dalam waktu dekat, saya yakin semua akan jelas" Kata Kapten




"Kali ini aku ingin bertanya, mengapa Aisa tidak boleh mengetahui hal ini,"


Kapten hanya tersenyum misterius

"Karena dia belum siap menghadapi misi ini. Gadis itu, merupakan potensial terbesar dari Organisasi kami. Sudah tahu berapa umur sebenarnya?"

23 tahun.

"Tidakkah pernah tuan berpikir seberapa banyak gadis itu melakukan lompatan waktu?"

Ti-Tidak.

"Dengan asumsi bahwa tiap penjelajahan waktu memakan waktu rata-rata 6 jam relatif, maka jika jumlah waktu relatif Aisa menjelajahi waktu adalah 6 tahun. Jumlah Aisa melompati waktu adalah..."




8766 Kali.



"Ya-yang benar saja," kataku tidak percaya dengan hitunganku sendiri.

"Sebagai informasi tambahan, orang yang paling banyak melompati waktu selain Aisa hanya mencapai angka 4209 kali."

Aku tidak bisa berbicara sedikit pun.

"Anda bisa melihat betapa Aisa sangat terobsesi dengan penjelajahan waktu, kan?"



Tapi pasti ada alasan Aisa melakukan semua ini, kan? Jangan bilang kalau dia itu workaholic.

"Tentu saja. Dia ingin bertemu ibunya, di masa lalu."



Lalu kenapa dengan itu? Bukankah dia gate-keeper? Dia bisa menjelajahi waktu ke waktu tersebut, kan?


"Dalam portable device kami, terdapat suatu jaringan informasi yang terhubung ke server pusat organisasi. Setiap penjelajahan waktu harus terorganisir dengan baik. Karena itu kalau ada suatu bentang waktu yang tidak boleh dijelajahi, para gate-keeper dan Eraser tidak bisa menjelajahinya,"

Artinya?

"Kami memblokir semua jalan menuju masa lalu yang diinginkan setiap Gate-Keeper. Itu adalah komitmen kami semua sebagai penjelajah waktu. Artinya gadis itu tidak akan pernah bertemu dengan Ibunya kecuali,..."

Kapten menatapku dengan tajam.


"Kecuali dia mendapatkan Pangkat yang cukup tinggi di Organisasi. Kami pernah menjanjikan kepadanya jika dia sudah melewati 4000 penjelajahan waktu, meskipun dia masih muda kami akan mempertimbangkan dia menjabat jabatan tersebut," Lanjut kapten.

Tapi bukankah dia sudah mencapai angka 2 kali lipatnya? Kenapa dia masih bekerja begitu keras seperti itu?

"Karena kami belum memenuhi janji kami,"

Lalu kenapa kalian tidak memenuhi janji kalian!

Tanpa sadar, aku menambahkan sedikit emosi ke kata-kataku. Bagaimana bisa kalian tidak mengizinkan dia untuk memenuhi harapan kecilnya itu!

"Karena kami takut,"

Tanpa ada perubahan nada dari nada sebelumnya, kapten menyatakan sesuatu yang mebuatku bingung.

"Kami takut akan perkembangannya yang terlalu pesat. Kami takut kekuatannya yang terlalu besar. Kami takut akan semangatnya yang berapi-api. Kami semua takut dengan Aisa."

Alasan konyol macam apa itu?

"Aisa. Kami khawatir jika dengan semangat naifnya itu dia memegang jabatan setinggi itu... Singkatnya, ini adalah masalah tanggung jawab yang besar. Kami tidak bisa memberikannya begitu saja kepada gadis itu. Selain itu, Saya yakin dia belum siap menerima kejamnya dunia para penjelajah waktu yang sebenarnya,"

Aku menatap Kapten yang membuang rokoknya ke tanah.



"Oh sudah 'datang' rupanya,"



Secara otomatis aku menengok ke arah belakangku.


Seorang gadis dengan wajah yang sangat familiar bagiku berdiri dengan wajah kebingungan.




"Ka-kakak?"


"Al? Eh, tapi? Haaah~?" Kak Mega mengeluarkan ekspresi bingung bukan main.


Selain itu di sebelahnya berdiri gadis lain yang ku kenal.

"E-Eve?"

"Ya, tuan?"

Sebenarnya tadi aku tidak bermaksud memanggil gadis yang bertubuh kurus ini.

"Kenapa kakak dan Eve ada di sini!?"

Kakak masih dengan ekspesi bingungnya melihat ke arah kapten.


"Jadi ini, kenapa harus aku yang melakukan 'misi' ini?" Kata Kakak dengan nada sarkasme.

"Hahahaha lucu sekali melihat ekspresi kalian!" Kapten mengeluarkan tertawa yang sangat keras.

Tapi melihat kakak tidak suka ditertawakan, Kapten dengan segera mengganti ekspresi wajahnya dengan wajah minta maaf.

"Hei, aku kan cuma bercanda,"


Tunggu! Apa yang dimaksud Aisa dan kawan-kawan, Eve tidak termasuk.

"Eve adalah ujung tombak terakhir kami, Misi kali ini tingkat kebahayaannya sangat tinggi."


"Sepertinya semua sudah siap?" Kakakku melihatku dengan tenang.


Kakak mengangkat tangan kanannya dan mulai merapalkan sesuatu. Kapten membuka tangannya dan menampakkan suatu benda kecil yang terlihat bereaksi saat kakak merapal.

Tiba-tiba suara berisik seperti gesekan-gesekan benda keras terdengar. Suara tersebut sangat memekakkan telinga dan membuat kepalaku sakit.

Lalu disusul angin yang sangat besar yang berhembus dengan kencang menuju tangan kapten. Kalau Eve tidak memegangiku, aku rasa angin tersebut akan membawaku terbang. Tunggu, kenapa gadis yang bertubuh mungil ini bisa menahan bebanku?

Suara berisik tersebut makin menjadi-jadi dan membuatku semakin mual.



Lalu dalam kedipan mata selanjutnya aku sudah berpindah tempat.


"Su-sudah selesai?" kataku.

"Ya. Anda baru saja pingsan"

Aku mencari sumber suara tersebut dan ternyata ada di depan mukaku.

Aku baru sadar dari tadi aku duduk di pangkuan Eve.


"Gya! Maaf!" Aku dengan reflek langsung bengkit dari tempat tidur ternyaman di dunia.

Tapi karena Eve dalam posisi menunduk dan aku bangkit tanpa memberi aba-aba, kepala kami berbenturan dengan keras.


DUAK!!

AW!! Aku memegangi kepalaku. Tapi aku sadar, harusnya aku bertanya kepada korban kecerobohanku terlebih dahulu dari pada mengkhawatirkan kepalaku.

"Ma-Maaf! Kau tidak apa-apa Eve?"

"Ti-tidak,"

Meski dia berkata seperti itu, aku yakin dia terlihat tidak baik, dari matanya yang terlihat datar itu muncul setitik air mata tanda merasa sakit.

Tidak apanya! Ada yang luka?

"Jangan khawatir Tuan, sebentar lagi pasti sembuh," Kata Eve sambil mengusap kepalanya.

Eve lalu bangkit dari duduknya dan mengajakku berdiri seperti tadi pagi. Karena tidak sopan menolak tawaran seorang gadis dan jujur saja kesempatan memegang tangan seorang gadis hampir sama dengan kemungkinan mendapatkan Royal Straight Flush di permainan poker bagiku, aku menjemput tangannya.

Begitu tangan kami bersentuhan, aku merasa tangannya sangat hangat, atau tanganku yang dingin? Yang jelas rasanya dadaku ini akan meledak.

Setelah aku berdiri, dengan segera Eve melepas tangannya. Lalu dia memunggungiku dan berkata.

"Kapten bilang, tugasnya sudah selesai. Sekarang semua ada ditangan Tuan dan saya. Mari kita mulai misi ini?"

Aku mengangguk, namun karena Eve memunggungiku dan tidak akan melihat anggukanku aku mempertegasnya dengan kata-kata.

"Ya. Aku tidak mengerti apa-apa, tapi kalau aku bisa membantu kalian yang sudah menyelamatkanku... Aku siap kapan pun dibutuhkan," Kataku sambil tersenyum.

Eve melihat kebelakang dan menatapku. Lalu dia mengatakan sesuatu,

"Andai saja semudah itu situasinya,..."

Ha? kau bilang apa Eve?

"Sekarang kita harus menuju ke arah sana,"


Tanpa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, aku berjalan dibelakang gadis berambut pendek itu.

========================================================
Author Note :

Clock Stopper! Saya sebenarnya belum nonton langsung dan cuma dengan cerita dari teman, mungkin kalau saya ada waktu akan saya tonton.

Kalau anda sudah memahami Teori Relativitas Einstein, atau setidaknya kenal, tentu akan sadar bahwa teori ini sangat luar biasa! Selain bisa diaplikasikan di segala bidang, Teori ini membuat kita sadar akan sesuatu...

Semua itu relatif! Sesuatu hanya bisa diukur kalau memiliki standar (kalau di teori relativitas, kecepatan cahaya) dan tidak lupa kita tidak bisa menjustifikasi atau menyalahkan sesuatu hanya dengan sudut pandang kita, karena semua itu relatif.

Kalau sudah nonton Umineko, ada line "Ai ga nakareba mienai"( Without Love it Can't be Seen) kalau ditelisik, kalimat ini adalah turunan dari Teori relativitas itu sendiri. Di mana sebenarnya kita melihat segala sesuatu berdasarkan 'kadar cinta' kita terhadap sesuatu tersebut. Sekali lagi... relatif.

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Dan ternyata masih belum ada something impactful happenned, LOL, but this one is quite nice. Sparknya masih ada (nicotine, clock stopper, keep those little trivia going bro) dan biarpun terkesan cuma filler tapi ada sedikit progress (Aisa's mom).

Franz Budi mengatakan...

well, yeah. please wait a moment^^

gecd mengatakan...

kemampuan anda bermain teori....saya sampai speechless ga tahu mo komen apa, btw cek f81, sudah banyak balasan atas proyek anda

Franz Budi mengatakan...

tidak juga, itu juga banyak ngutip dari sana sini ditambah pemikiran sendiri sih (bagian clock stopper) ^^