Chapter 03
Brak!! Pintu utama perpustakaan yang tadinya kukunci terbuka.
Gadis yang berada diluar tadi membuka pintu tersebut dengan ekspresi khawatir.
“Wajahmu memar,.” Kata gadis itu.
“Tidak apa-apa. Oh ya, Kita belum berkenalan. Panggil saja aku Al,” Kataku.
“A-Aku Lisa”
Aku melihat sekeliling.
Aisa sedang melakukan sesuatu kepada dua pemuda yang tadi dibuat K.O. olehnya. Sepertinya dia membisikkan sesuatu ke telinga mereka. Mungkin dia membaca mantra?
“A-Anu tuan Al, kenapa kau berbuat sejauh ini… Bahkan sampai kau terluka…Padahal aku seorang anak Korup…” kata Lisa.
Tidak juga. Tadinya aku cuma mau terlihat keren dengan mengatakan “hajar mereka”. Aku tidak bisa berkelahi. Tadinya aku mau menyelesaikan ini dengan baik-baik. Ternyata malah berakhir seperti ini. Untung aku diselamatkan Aisa.
“Me-meskipun begitu…” Lisa berhenti melanjutkan kalimatnya.
“Pokoknya jangan khawatir,” Kataku menenangkannya.
“…pertama kali….” Bisiknya kepada dirinya sendiri.
Hm? Apa yang sedang kau bisikkan?
“Hoi Al! Sudah siap?!” Kata Aisa mendekati kami.
“Nona Aisa terimakasih!” Kata Lisa menjabat tangan Aisa.
“Jangan dipikirkan. Em~ Al? Sudah siap pulang? Kalau sudah, aku harus menghapus ingatan gadis ini,”
“Eh?? Hapus? Kenapa?!” Kata Lisa kaget.
Hm. Time Traveler sepertinya memang butuh alat seperti itu untuk mencegah terjadinya paradoks. Kalau bisa aku pinjam sebentar supaya guru Kimiaku lupa bahwa besok ulangan…. Tunggu sebentar! Artinya ingatanku tentang perjalanan waktu ini akan terhapus? Berarti nantinya aku tidak akan tahu bahwa menjelajahi waktu bisa dilakukan?? Aku tidak mau!!
“Kalian bicara apa sih!” Lisa terlihat bingung.
“Maaf Lisa, Kami dari masa depan. Artinya, kami harus kembali ke Timeframe kami,” kata Aisa dengan tenang sambil tersenyum.
“Aku tidak mau tuan Al pergi!!” Paksa Lisa.
“Meskipun kau memaksa seperti itu, kami harus pulang kalau tidak kami akan mati membusuk di sini karena massa tubuh ini menjadi beban timeframe ini sehingga kami terpaksa “dilenyapkan” oleh semesta ini…Al juga punya keluarganya…” Jelas Aisa
“…. Biarkan aku melakukan sesuatu…”
Lisa menulis sesuatu di secarik kertas dari sakunya lalu memasukkannya kembali ke dalam sakunya.
Aku melihatnya terlihat sangat sedih.
“Tuan Al, aku akan terus menunggu di perpustakaan ini….” Kata Lisa dengan suara kecilnya.
Aisa mengambil sesuatu dari sakunya. Sebuah benda seperti bolpoin berwarna hitam.
BLITZ!!
Seketika kemudian Lisa terjatuh pingsan.
“Apa aku juga akan diperlakukan seperti itu??” Tanyaku.
“Tentu saja!” Jawabnya secara langsung tanpa ada jeda sedetikpun.
Kalau begitu aku ingin tanya sesuatu mumpung aku belum hilang ingatan.
“Tanya apa?” Jawabnya malas.
Apa yang kau katakan tadi benar? Kita bisa mati membusuk karena massa tubuh kita membebani semesta?
“Tentu saja tidak. Aku bohong. Mana mungkin hal seperti itu bisa terjadi??” Katanya singkat.
Ku kira dia sudah ingin menghentikan pembicaraan ini…
“Ingatan gadis ini sudah tidak akan kembali lagi! Hahaha apanya yang ‘terus menunggu’. Setelah dia bangun dia tidak akan ingat apa-apa lagi! Membuatku ingin ketawa saja!” Katanya sambil tertawa sangat keras.
Eh?
“Nah Al, sekarang giliranmu! Maaf, ya. Tapi mungkin ini terakhir kalinya kita berbincang seperti ini. See you! Au Revoir! Sayonara!”
BLITZ!!!
***
Aw, kepalaku sakit sekali! Aku tidak akan heran jika aku memegang kepalaku nantinya akan ada noda merah segar menempel di tanganku.
Aku kira aku hampir buta terkena cahaya yang sangat terang tersebut…
…Tunggu, kenapa aku ingat semua kejadian tadi!!
Aku melihat sekelilingku
Pemandangan yang tidak asing bagiku. Aku yakin aku telah pulang ke waktuku. Atau semua tadi cuma mimpi?
Aku berdiri sambil merapikan pakaianku dan beranjak dari tempatku berdiri. Sepertinya sudah sore…
“HOI! AAAALLLLL SIALAN!”
Suara tersebut datang entah darimana.sehingga aku harus menoleh ke segala arah… sebelum si pemilik suara ini menjatuhiku dengan kepalannya.
BUAK!
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!! SIALAN SAKIT!!!
“OI! Al sial! Apa yang sudah kau lakukan!” Kata gadis berambut ikat-kuda yang tidak lain adalah Aisa.
Apa yang sudah aku lakukan! Harusnya apa yang kau sedang lakukan! Tiba-tiba memukulku dari atas! Kalau aku amnesia bagaimana?! Kau mau tanggung jawab!
“Detail kecil kesampingkan! Ada yang lebih bahaya!” Lanjutnya
Huh! Kalau memukul orang dari atas tepat di atas kepalanya dengan kekuatan penuh kau anggap detail kecil, maka mungkin hal yang menurutmu detail besar adalah dunia diserang alien berkepala dua atau pulau jawa terbelah menjadi empat.
“Bukan waktunya bercandaa!! Sungguh! Apa yang kau lakukan otak kuda!” Kata Aisa dengan wajah serius.
Jadi, apa yang kau maksud dengan apa yang “aku” lakukan. Aku tidak melakukan apa-apa sejak aku bangun dari mimpi menjelajahi waktu.
“TUH KAN! Kau ingat segala kejadiannya , kan?!” Katanya.
… Kalau aku berkata tidak berarti aku bohong.
“Kau pasti melakukan sesuatu!!” Dia menggenggam
Aku melihatnya terlihat sangat khawatir.
“Masa depan telah berubah!!”
Haah?! Jadi? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan!
Sepertinya Aisa mulai dapat mendapatkan kewarasannya.
“….ada yang salah di sini…” Aisa mengatakan hal ini sambil mendekatkan tangan kanannya ke wajahnya. Aku menyadari bahwa di pergelangan tangannya ada sebuah jam digital.
Dengan sedikit bisikan ke jamnya sesuatu yang menakjubkan terjadi.
BZBZBBBZZZZZZZZZ!!!!!!!!
Suara berisik tersebut terus saja berdengung sangat keras di telingaku.
Setelah suara tersebut hilang aku menyadari bahwa seseorang tiba-tiba muncul dari ketiadaan.
“Hah! Nona! Sudah ku bilang berkali-kali aku tidak suka dipanggil dengan cara seperti ini,” Kata laki-laki yang tiba-tiba muncul tersebut.
“Jangan ngomong sesuatu seperti itu saat keadaan darurat, aku juga tidak suka metode ini. Terlalu berisik,” Kata Aisa sambil menggaruk kepalanya meskipun kepalanya tidak gatal.
“Jadi dia,”
Pemuda tersebut sepertinya seumur denganku dan dia memakai seragam yang cukup aneh.
Mereka berdua memandangku dengan tajam. Anu…, bisakah berhenti memandangku seperti itu, aku sedikit ketakutan di sini.
“Eraser Mode, requesting permission to engage battle…”
“Permisson granted, semua di tanganmu…” Kata Aisa
Dengan sekejap mata laki-laki tersebut mencabut pisau dari ketiadaan.
“Meminta petunjuk sejauh mana saya harus menghadapi dia,”
“… Hapus permanen…”
Aku benci senyuman itu…
Dengan sekejap mata pemuda tersebut mendekati ku dengan mata pisau yang terhunus.
Beruntung reflek ku belum terlalu tumpul sehingga aku berhasil menghindari serangan pertama. Aku yakin pemuda itu tidak terlalu senang melihatku menghindari serangannya.
“Stop di situ,”
Suara yang sangat berat itu membuat Aisa dan pemuda itu merinding ketakutan.
“Ka-Kapten” Kata mereka berdua hampir bersamaan.
“Apa ini… Kalian bermain-main?!” Kata Pria yang mereka sebut Kapten tersebut.
“Te-tentu saja tidak!” Jawab Aisa.
“Pertama-tama biarkan aku minta maaf atas kelakuan kedua junior bodoh ku ini,” Kata Kapten tersebut kepadaku.
Tidak… maksudku, Aku bingung dengan situasi ini.
“Kami dari Organisasi, kita sebut saja begitu. Kami semua adalah penjelajah waktu,” Kata Kapten tersebut kepadaku.
“Ka-Kapten! Kenapa kapten membocorkan tentang Organisasi, dia tidak mempan dengan Alat penghilang ingatan kita!- tidak! Sebelum itu kenapa kami harus minta maaf! Dia penyihir!” Kata Aisa.
“Nona benar Kapten!” Kata Pemuda tadi.
Tunggu sebentar! Aku?! Penyihir! Memandang temanku selama berjam-jam tidak membuatnya terpental, Menjentikkan tanganku tidak membuatku bisa mengeluarkan api…
“Maaf kan Junior saya Tuan Al, atas ketidak sopanan mereka. Yang mereka sebut Penyihir bukan hal semacam itu…” Katanya merendah.
“Kapten! Berhentilah bersikap misterius! Katakan kepada kami kenapa “Penyihir” itu tidak boleh kami hapus!” Kata Aisa memaksa.
“Sebaiknya kita bicarakan hal ini dengan baik-baik,” Kata Kapten tersebut.
Beberapa saat kemudian kami berada di dalam perpustakaan.
Kapten menjadi mediator kami sehingga kami semua berbaikan dan berkenalan. Ternyata pemuda tersebut bernama Edi. Saat kutanya nama sang Kapten dia menolak mengatakannya.
“Cukup panggil kapten sudah cukup,” katanya.
“Jadi mulai darimana?” Kataku.
“Pertama-tama, kenapa kau bisa terlibat dengan Tuan Al?” Tanya Kapten pada Aisa.
“Tentu saja aku mau menyelamatkannya, dia jatuh dari ketinggian 8 meter! Aku tadinya yakin bahwa nantinya aku bisa menghapus ingatannya” Kata Aisa.
“Lalu kenapa kau bisa tahu namanya?” Tanya Kapten lebih lanjut.
“Tentu saja aku mengecek siapa dia setelah aku memindahkannya timestream 8 tahun yang lalu supaya nantinya aku bisa membuat laporan, Aku cukup kesulitan mendapatkan datanya di bank database kita. Jadi butuh waktu cukup lama menyelamatkannya, kalau aku membuka gate lagi…”
“Cukup dengan masalah teknis, Tuan Al juga tidak mengerti kata-katamu. Yang penting sekarang, ada satu hal penting yang harus Aisa dan Edi lakukan untuk Organisasi. ”
“Tunggu, sebelum itu, Kenapa Bocah ini bisa mengubah sejarah!” Kata Aisa
“Anu, aku tidak terlalu paham dengan kondisi ini,” Kataku menyela.
“Sebaiknya kita jelaskan dulu kepada tuan Al supaya dia juga mengerti,” Kata Edi
“Edi! Kenapa kau memanggil dia dengan ‘tuan’?” Kata Aisa menyela
“Karena Kapten memanggilnya dengan sebutan itu, maka saya kira akan sangat tidak sopan jika saya memanggilnya dengan sebutan biasa,” Kata Edi membela dirinya.
“Biar ku jelaskan. Kau tahu definisi Menjelajahi Waktu kan?” Tanya Kapten padaku.
Cukup. Err… Menjelajahi waktu adalah… menjelajahi waktu?
“Hah~ benar-benar jawaban yang konyol. Itu seperti menjelaskan bahwa cermin cekung adalah cermin yang berbentuk cekung,” Kata Aisa dengan wajah marahnya yang dari tadi dipasang.
“Menjelajahi waktu adalah konsep berpindah antara waktu yang berbeda, memindahkan objek tersebut dari sekarang ke masa lalu atau sekarang ke masa depan, tanpa melewati perjalanan waktu yang normal”
Aku kira aku paham. Jadi apapun itu yang berpindah jika tidak melewati perjalanan waktu yang normal akan digolongkan sebagai Menjelajahi waktu.
“Sebenarnya, aku tidak suka dengan kata ‘menjelajahi’ waktu. Aku lebih suka ‘lompatan’ waktu,” Kata Aisa
“Kenapa begitu?” Kataku.
Aku merasa bahwa Aisa sangat tertarik dengan topik bahasan ini.
“Menjelajahi waktu terdengar seperti kita melewati sesuatu dengan cara normal, kan? Maksudku… Nah! Kita baru saja melewati ‘sekarang’! artinya kita menjelajahi waktu dalam arti sebenarnya. Tapi ‘lompatan’ berarti kita melewati dengan cara yang tidak normal karena kita dapat melewati ‘halangan’; dalam konteks ini adalah aliran waktu normal,” Kata Aisa seperti anak kecil yang baru menemukan kumbang langka.
Hm. Aku mengerti tapi tidak mengerti.
“Yang dimaksud Nona, adalah konteks ‘menjelajahi’ dalam hal ini kurang tepat, dan ‘melompati’ lebih masuk akal,” Kata Edi memperjelas.
“Masalah penggunaan istilah kita kesampingkan dulu, kita menggunakannya karena memang sudah seperti itu dari dulu. Kembali ke bahasan utama. Pernahkah kau membayangkan apa saja permasalahan dalam menjelajahi waktu?” Lanjut Kapten
“Maksudmu seperti grandfather paradox?” kataku.
“hoo, Mengesampingkan muka bloonmu, ternyata kau cukup berpengetahuan tentang ini?” Kata Aisa
Aku melempar senyum kecut karena dikatai bloon. Tapi aku tidak bisa membalas apa-apa karena sepertinya Aisa semakin lunak terhadapku.
“Aku tadinya tertarik dengan hal seperti ini,” Kataku.
“Seperti yang kau bilang, Grandfather Paradox adalah permasalahan pertama dan paling mendasar yang muncul di benak setiap Penjelajah Waktu. Kita misalkan seseorang menjelajahi waktu kembali ke masa lalu lalu membunuh kakek biologis nya sebelum sang kakek bertemu nenek penjelajah waktu tersebut. Hasilnya, salah seorang dari orang tua tidak mungkin lahir, sehingga perpanjangan silsilah tidak akan ada, termasuk si penjelajah waktu itu sendiri. Dan ini berarti dia seharusnya tidak ada dan tidak bisa menjelajahi waktu.” Kata Kapten
“Beberapa resolusi telah diajukan untuk menyelesaikan paradoks ini sebelum menjelajahi waktu dapat kami praktekkan. Dan Organisasi salah satu yang mempercayai Closed Time Loop. Causality Loop atau Closed Time Loop maksudnya bahwa semua penjelajah waktu yang terlibat dalam loop atau perputaran waktu, karena memang mereka sudah ditakdirkan atau ‘predestination event’. Kami, seluruh penjelajah waktu adalah orang yang ikut membangun masa lalu… ” Lanjut Aisa
“Dulunya kami mempercayai Restricted Action Law, maksudnya bahwa penjelajah waktu tidak akan bisa mengubah sejarah apapun yang terjadi. Sebagian besar penyelesaian adalah karena dihalangi oleh suatu ‘kecelakaan’. Tapi beberapa tahun lalu, ada yang benar-benar mencoba grandfather paradox. Dia membunuh kakeknya sebelum kakeknya menikah,” Lanjut Edi
Wow! Dia membunuh hanya untuk mengetahui sebuah paradoks dapat diselesaikan atau tidak? Pasti mereka sudah tidak waras. Lalu apa yang terjadi pada orang tersebut?
“Jangan remehkan tekad para ilmuwan. Mereka rela menjadi iblis hanya untuk menyelesaikan persoalan yang membuat mereka bingung. Dan hasilnya, 1 orang sama sekali tidak dapat membunuh kakeknya dan seorang lagi berhasil,” Kata Aisa
APA! Berhasil?!
“Itulah mengapa kami mulai ragu dengan Restriction Action Law,” Kata Edi
“Lalu apa yang terjadi dengan orang yang berhasil membunuh kakeknya tersebut?” tanyaku penasaran.
“Dia ‘menikahi’ neneknya. Artinya dia menjadi Kakek untuk dirinya sendiri,” Kata Kapten
Betapa mengerikannya menjelajahi waktu.
“Mulai dari situ kami sejauh ini terus memegang Causality Loop Law.” Kata Aisa
“Tapi, KAU baru saja menghancurkan landasan hukum kami,” Kata Edi serius.
A-Apa yang aku lakukan?
“Seharusnya sejarah tidak bisa berubah. Tapi coba kau lihat di luar sana meskipun semua orang tidak sadar ada sesuatu yang aneh, para orang yang masih di ‘masa lalu’ akan menyadari bahwa sebuah perbedaan besar terjadi.” Kata Aisa
“Presiden Indonesia berubah termasuk para menteri dan pejabat, tidak hanya Indonesia, seluruh dunia berubah. Kebijakan suatu daerah berubah. Tidak hanya sisi politik, semua aspek berubah. Ada dari kami yang pulang ke rumahnya dan mendapati bahwa rumahnya sudah menjadi komplek pertokoan,” Lanjut Edi
“Ah!! aku jadi ingat si Bagyo pulang ke rumahnya mendapati istrinya menjadi 10x lebih cantik dari istrinya yang dulu! Meski dia tidak menyadari… Aku sadar! Sial beruntung sekali dia!” Kata Kapten
“Bukan waktunya bercanda kapten!” Kata Aisa.
Lalu apa salahku?! Aku tidak melakukan apapun!
“Suatu hari ada orang dari masa depan datang memberi tahu kami, bahwa ada suatu masa dimana muncul seseorang yang mengakibatkan goncangan waktu yang sangat dahsyat. Dia bisa mengubah masa depan dengan mengobrak-abrik masa lalu, dia dengan mudah membuat paradox untuk kami dan dia tidak mempan dengan device atau alat-alat hasil ciptaan kami,"
"Stop disitu. Cukup sampai di sini saja, Maaf tuan Al yang lainnya masih Rahasia" Kata Kapten.
Aku kira aku sudah menangkap sebagian teori menjelajahi waktu.
"Dialah orang yang kami sebut 'penyihir'. Dan ciri-ciri tersebut cocok sekali denganmu" Kata Aisa.
"Nah, urusan sebenarnya di mulai sekarang. Aisa, Ed, Tuan Al bukanlah penyihir yang kita maksud, Dia manusia biasa. Namun,..."
Kapten berhenti sebentar dan memandang kami semua
"...Dia memang memiliki 'sesuatu' yang membuat dia dapat mengubah masa depan. Sesuatu tersebut kami belum tahu, bergerak atau diam, besar atau kecil, abstrak atau solid. Yang jelas goncangan waktu tersebut memang datang dari Tuan Al," Kata Kapten mengambil kesimpulan
"Jadi bukan dia..." Kata Aisa
"Aisa dan Ed, kalian mendapat tugas mengawasi Tuan Al sampai batas yang tidak ditentukan! Keselamatan dan kenyamanannya dalam pengawasan Organisasi adalah tanggung jawab kalian, mengerti!" Kata Kapten
Karena dengan tiba-tiba diberi perintah kedua orang itu kaget.
"Ba-baik!" Kata mereka hampir bersamaan.
"Kami mohon bantuannya... Tuan 'Kupu-kupu'"Kata Kapten menunduk kepadaku.
Tunggu sebentar....
Aku hanya mengantar map untuk temanku dan ujungnya aku berada di bawah pengawasan Organisasi yang aku bahkan tidak tahu apa-apa tentangnya.
Haah! Lagi-lagi sial...
============================================
Author Note
Tidak ada kesan khusus saat menggarap Chapter 3. Satu-satunya masalah yang saya hadapi adalah penggunaan bahasa Indonesia yang sangat terbatas. Rasanya sedikit aneh saat menulis 'penjelajah waktu', karena biasanya saya mengatakan Time Traveler dan istilah-istilah barat yang sulit untuk diartikan terpaksa saya buat tetap (saya tidak bisa membayangkan mengartikan term Causality Loop).
Juga terkadang saya lupa bahwa kemampuan bahasa Indonesia saya memang belum seberapa sehingga saya bingung mau menulis ini...
" what a turn of event! "
Saya bingung mau mengartikan nya ke bahasa Indonesia, apakah memang skill saya kurang?
Pokoknya (Anyway(?)) saya cukup bingung dengan penggunaan Istilah istilah di Jump, apakah harus tetap menulis time traveler atau haruskah penjelajah waktu ( doesn't it sounds weird for you? )
Dan jika ada yang berpikir karakter Lisa hanya numpang lewat, kita tunggu saja nanti. Actually she's very important character.
Reference
Sebagian besar referensi sudah dijelaskan di atas untuk referensi lebih lanjut silahkan tanya Om Wikipedia yang sekarang sedang butuh donasi XD
Unique Term
Eraser : Akan dijelaskan nanti
Lompatan Waktu (Time Jump) : Memang terdengar sedikit lebih aneh daripada Time Travel. Tapi ini dasar judul LN ini. Intinya kalau kita melompat kita bisa melewati 'halangan'. Halangan di sini maksudnya adalah perjalanan waktu yang normal.
Tuan 'Kupu-kupu' : Akan dijelaskan lebih lanjut nanti. Hint = Butterfly Effect.
Untitled
4 tahun yang lalu
4 komentar:
hohoho... cepet juga updatenya, pertahankan speednya bro
lets see, komentarin yg mana dulu ya
flow sama pacenya seperti biasa udah bagus, cuma kurang tweak sana sini but its not a big deal
soal istilah bisa tetap pake english, baru penjelasannya bahasa indonesia, kalo dulu pas ngesub haruhi, time plane = bentang waktu (kalo misalnya butuh istilah ini)
btw saya jadi inget, anda pernah baca buku "Einstein's Dream" karya Alan Lightman? mungkin bisa buat referensi, itu tentang relativitas waktu. Kalo penerjemahnya make "pengelana waktu" untuk time traveler. Saya dulu pernah dipinjemin terus di scan, dah pernah takupload juga
http://www.mediafire.com/?gcqol2dq25j
coba aja baca.
oohoho masih banget sempai ntar saya baca dirumah
Firasat saya mengatakan penyihirnya adalah perempuan!
hooo darimana firasat anda tuan anonim?? sayangnya **********
Posting Komentar