?????????????????????????


September 2024, 00:18
Di sekitar Pulau Nusakambangan.



Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, laki-laki tersebut berenang menjelejahi setiap senti dinginnya air laut di malam hari. Tentu saja dia tidak sedang mencari "pesugihan" atau "kesaktian" dengan melakukan hal yang hampir sama dengan bunuh diri ini.

Alasannya tentu saja sangat jelas melihat lokasinya. Pria ini baru saja melarikan diri dari SMS. Super Maximum Security; Penjara kebanggaan Indonesia yang berada di Pulau Nusakambangan, Pulau Penjara di Indonesia.

Tidak jauh di atas permukaan laut tersebut sepasukan Tim Pencari sedang panik dan bingung dan mengandai-andai bagaimana SMS dapat ditembus.

"Cepat! Kita harus berhasil menangkap No. TP-002! Apapun yang terjadi!" Dengan berang ketua dari Tim Pencari ini memerintahkan kepada Anggotanya.

"Sinyal Kehidupan Diterima! 4 Derajat ke utara!" Kata salah seorang Tim yang sedang menggunakan komputer dan memperlihatkan titik merah di layarnya.

Seketika pilot helikopter yang mendengarnya langsung menuju ke arah tersebut.




Narapidana yang kabur ini terus saja berenang meskipun tubuhnya sudah tidak kuat lagi menahan rasa dingin dan perih yang terus memintanya menyerah. Paru-parunya pun sudah mencapai batasnya.

"Aku tidak boleh berhenti... Aku tidak boleh berhenti...Aku tidak boleh berhenti..." Katanya pada dirinya sendiri untuk menguatkan tekadnya.

Meskipun begitu tubuh manusia bukanlah mesin yang masih bisa dipaksakan jika sampai batas maksimalnya. Narapidana ini pun tahu itu, namun dia terus membujuk tubuhnya yang sudah lemas tersebut.


"ARGH! Kalau aku berhenti sekarang Indonesia... tidak, seluruh Dunia akan dalam bahaya!"

Setelah mengatakan sesuatu yang malah membuang-buang tenaganya tubuhnya mulai tidak bisa mengambang lagi...

Saat itulah dia melihat sesuatu yang mendekatinya dan memandikannya dengan cahaya...



September 2024, 6:50
Cilacap City, Sebuah kafe.



Pemerintah mulai memperkuat persenjataan TNI dengan persenjataan lokal, seperti yang sudah diputuskan pemerintah beberapa bulan yang lalu bahwa Indonesia akan menggunakan persenjataan lokal secara maksimal...

Dengan sentuhan jari di atas remote, channel televisi pun berpindah.

Dengan terpilihnya Presiden Subagyo Hadi untuk ketiga kalinya, Presiden mengucapkan terimakasih kepada rakyat yang bersedia memilihnya untuk ketiga kalinya.

Berkat "People Power" yang terjadi 4 bulan yang lalu, Presiden Subagyo yang seharusnya sudah tidak bisa menjabat lagi dikarenakan adanya batas...

Merasa bosan dengan berita tersebut pemilik kafe berniat mengganti channel, namun dihentikan oleh pelanggan setianya.

"Kenapa kau ganti-ganti channel terus, biarkan aku menonton berita, Karno!" Kata pelanggan setia kafe tersebut kepada pemiliknya.

"Aku mau melihat lanjutan skandal Artis Devilia dengan anggota DPR,"Kata Karno berdalih.

"Itulah sebabnya kau terus miskin ilmu, nonton berita saja tidak pernah! Apa yang kau dapatkan dari melihat bejatnya moral artis!" Sindir pelanggannya.


Sementara para orang tua ini bertengkar seorang pemuda masuk dengan wajah kebingungan. Menyadari ada pelanggan tentu saja para orang tua ini berhenti bertengkar.

"Silahkan dik, ada yang bisa paman bantu?" Kata Karno sambil menyiapkan gelas.

"Saya ingin sarapan saja, ada roti dan susu?" Kata Pemuda itu.

Robby memperhatikan perawakan pemuda ini. Dia seperti baru datang dari desa. Memakai kemeja putih yang tidak dimasukkan dan memakai celana hitam membuatnya terlihat seperti salesman. Apalagi dia membawa sebuah kardus ditangannya. Satu hal yang membat Robby tertarik dengan bocah ini adalah fakta bahwa dia berwajah terlalu polos untuk orang seorang yang sedang merantau; membuatnya tidak tahan untuk bersikap ramah kepadanya.

"Kemari, Nak! Biarkan Paman, mentraktirmu segelas susu,"

"Terimakasih" Dengan senyum polosnya pemuda ini duduk di sebelah Robby.


Kemajuan Indonesia saat ini hampir melampaui negara-negara maju lainnya. Terbukti perekonomian Indonesia saat ini termasuk 10 yang terkuat...

"Indonesia sekarang benar-benar seperti surga, heh" Kata Robby kepada dirinya sendiri.

"Sejak terpilihnya Presiden Subagyo dan Revolusi besar-besaran di dalam sistem pemerintahan Indonesia terus menuju ke arah yang lebih baik..."

Mendengar para pelanggannya bertukar kalimat tanpa ada beban, Karno memutuskan untuk ikut andil dalam pembicaraan pagi itu sambil menyiapkan sepotong roti bakar dan susu hangat.

"Hoo Pengikut Subagyo Hadi-ism, ya? Adik.."

"Saya Ali. Dibilang Subagyo Hadi-ism, saya tidak sefanatik itu, kok. Cuma memang saya pikir Indonesia memang semakin maju sejak 10 tahun terakhir..." Kata pemuda ini dengan nada merendah

"Jadi, ada urusan apa Dik Ali datang ke Cilacap, huh?" Lanjut Robby.

"Anu, saya mau kerumah orang tua saya, dekat-dekat sini saja." Jawab Ali.

"Ho, memangnya merantau dari mana?" Tanya Karno sambil menyerahkan sepotong roti bakar dan segelas susu hangat.

"Terimakasih. Saya merantau di daerah Timur,"

"Sekolah atau Bisnis?"Tanya Robby

"Saya buka usaha kecil, Sekarang mau pulang. Kangen dengan keluarga"

Sekilas Berita : Tadi malam sekitar pukul 0:00 seorang Narapidana berhasil kabur dari SMS. Menurut Kepala Penjara...

*Bip-Bip* Suara telefon genggam Robby berbunyi. Dengan segera dia mengangkatnya.

"....Baik. Saya segera kesana!" Jawab RObby singkat lalu menutup telefon genggamnya.

"Pekerjaan? hati-hati" Kata Karno.

"Sip. Nanti aku akan makan siang di sini, siapkan yang seperti biasa, OK! Dik Ali, Paman Pamit sebentar," Kata Robby bergegas.

"Ya- Silahkan" Jawab Ali.


"Dia itu Polisi... Sayangnya sebagai polisi dia terlalu baik dan susah naik pangkat hahaha. Biasalah.. tidak suka 'menjilat' ke atas..." Kata Karno menjelaskan.

"Hoo" Jawab Ali.

Meskipun tidak ada tanda-tanda Narapidana ini mendarat di Pantai, Bagi para penduduk Cilacap dan sekitarnya harap waspada jika melihat orang ini...

"Bagaimana mungkin orang tersebut bisa menembus SMS, aneh sekali, bukan?!. Mungkin orang dalam terlibat..." Kata Karno menarik kesimpulan.

"..." Ali hanya terdiam saja.

Di televisi Kafe kecil tersebut terpampanglah wajah narapidana tersebut.

Ali terkejut bukan main dengan foto orang tersebut.



Hari dan waktu yang sama.
Istana Negara.



Pria tersebut duduk termenung menatap mejanya.

"Pak Presiden saatnya..." Kata sekretarisnya.

"Aku tahu!" dengan nada sedikit kasar Presiden menjawab dengan hati yang gundah.

Karena merasa dia berada tidak pada tempatnya, sekretaris tersebut menarik diri keluar dar ruangan tersebut.

Sang Presiden, Subagyo Hadi yang terpilih ketiga kalinya ini seharusnya merasa bangga karena telah dipercaya kembali menduduki kursi tertinggi di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Namun, kali ini dia merasa benar-benar mual dan tidak nyaman.

*Kriiiiiiiiiiiing*

Suara tersebut datang dari sebuah telepon tak berkabel di sudut ruangannya.

Sambil menelan ludahnya, dia mendekati telepon tersebut perlahan dan mengangkat gagangnya.

Suara yang paling tidak ia ingin dengar sedunia bergema di telinganya.

"Te-ternyata kau..." Katanya dengan suara sangat khawatir.

............

"A-ku tahu!" Suaranya bertambah khawatir seraya dia mulai membasahi tubuhnya dengan keringatnya sendiri.

............

"KAU GILA!" Dengan teriakan yang dapat membuat seorang anak TK menangis Presiden mulai kehilangan kewarasannya.

............

"....."

............

".....Baiklah. Tapi tolong, Jangan sampai namaku tersentil sedikitpun"

Setelah mengucapkan sedikit basa-basi terakhir, Presiden menutup telepon tersebut.

"Indonesia..... Sudah berakhir....." Katanya sambil terjatuh meratapi segala perbuatannya.



September 2024, 6:00
Sebuah daerah pegunungan di Jawa Tengah. Military High School.



2 Pemuda menyusuri sisi bangunan dengan formasi ular.

2 orang muncul di depan mereka dengan membawa AK-47 dan menggunakan full armor. Dengan sigap pemuda pertama menembak langsung ke arah mereka. Musuhpun tercerai berai.

"Enemy spotted! Storm the Front!!" Kata pemuda pertama.

"Affirmative" Kata suara seorang gadis.

Beberapa milidetik kemudian, beberapa peluru dari jarak jauh meluncur tepat ke arah musuh dan beberapa detik kemudian dunia mereka serasa mencair menjadi kegelapan dan muncul tulisan "Success"


"ARGH! Lagi-lagi aku tidak merobohkan satu musuh pun! Vena! Kenapa kau yang harus merobohkan lebih dari separuh musuh, sisanya dimakan Imam! dan Aku?! Tidak dapat sedikit pun!" Kata Pemuda kedua yang melemparkan helm simulasinya.

"That's the plan, yang penting kita menang, jangan pikirkan kau merobohkan musuh atau tidak. Yang penting tim kita berhasil," Kata Imam melepas perlengkapan Virtual Simulatornya.

"Jangan protes kepadaku, dong Alven! Aku 'kan cuma menuruti perintah ketua! Wee!" Kata Vena membela diri.

"Tapi, Mam! Aku juga ingin beraksi seperti Dor! Dor! seperti itu!" Kata Alven sambil mempraktekkan menembak dengan jari-jarinya di udara.

Imam beranjak dari kursi simulatornya. Saat berdiri dia merasakan kesemutan yang luar biasa di tangannya. Kesemutan tersebut memang efek samping tertembak pada saat simulasi.

"Alven, sebentar lagi kita benar-benar melakukan misi sesungguhnya. Kumohon mengertilah, Virtual Simulator meski suasana sangat nyata, tetapi tidak terlalu nyata untuk pertempuran di lapangan. Aku tidak ingin rasa kesemutan akibat Virtual Simulator ini menjadi rasa perih karena timah panas," Kata Imam menjelaskan dengan suaranya yang sangat dingin.

Imam memandang tangannya. Alven merasa telah merepotkan ketuanya dan Vena terdiam mendengar nasehat dari Imam. Fakta bahwa kurang dari 24 jam mereka akan di berangkatkan menuju medan pertempuran menyadarkan mereka bahwa satu-satunya dari mereka yang pernah terjun langsung ke medan pertempuran nyata adalah Imam.

"Kumohon tetaplah pada rencana awal. Aku dan Kau sebagai umpan dan menyerang seperlunya. Biarkan Sniper kita menghabisi sisanya. Kalau situasi semakin buruk lebih baik kita mundur. ...HAH! Mari kita istirahat dulu, aku lelah!" Kata Imam mengakhiri pembicaraan mereka.

Akhirnya mereka bertiga keluar dari ruangan simulasi.

Mereka berpapasan dengan Junior mereka.

"Mau memakai Virtual Simulator?" Tanya Vena.

"SIAP! I-Iya Senior!" Kata 2 Junior mereka sambil mengambil sikap hormat.

"Berjuanglah! Banyak latihan!" Kata Vena sambil tersenyum.

"SIAP!" Kata kedua junior tersebut.

"Dasar. Sok jadi Senior yang baik," Kata Alven

"Memangnya kenapa?!" Balas Vena




"Huh, dasar sok!" Kata salah satu junior tersebut setelah ketiga senior mereka berlalu.

"Wajarlah kalau mereka sok. Mereka termasuk yang terhebat di sekolah militer ini."

Saat itu juga mereka terkejut dengan skor yang dicapai tiga senior mereka di monitor

"Bercanda,'kan? Anak kelas satu sebatallion pun sulit mencapai skor ini!"





"DIBATALKAN?!!!" Kata Alven dengan suara yang sangat keras.

"Ya. Misi kita ke Somalia dibatalkan. Sebagai gantinya kita mendapatkan misi baru..." Kata Imam.

"Misi apa?" Tanya Vena.

"Em... Misi pelucutan senjata di daerah timur Cilacap,"

"Memangnya di sana ada gerakan separatis atau sesuatu?"

"Aku juga tidak tahu, kita akan dapat perintah lebih lanjut. Oh ya sebagai informasi tambahan. Misi ini diklasifikasikan sebagai misi Sangat Rahasia"

Alven dan Vena saling memandang karena bingung


Waktu yang sama.
Military High School



Dua orang dalam ruangan yang sangat gelap, hanya cahaya matahari pagi yang masuk kedalam ruangan tersebut sehingga mereka hanya terlihat dalam bentuk siluet.

"Saya berterimakasih atas kerjasama tuan, Bisakah para murid anda ini dipercaya??,"

Seakan mengerti dengan sindiran yang dilemparkan tamunya, Orang tersebut menjawab dengan nada bercanda

"Meskipun tidak bisa dipercayapun mereka bisa diperdaya, Hahaha."

"Itu bagus. Sebentar lagi dimulai... 'Bangkitnya Indonesia'"

"Saatnya si tua Subagyo Hadi itu turun HAHAHAHAHA dan kita kan memegang segala kendali di Indonesia!" Kata orang tersebut pada tamunya

"Semua rencana sudah matang, mulai beberapa minggu ke depan Subagyo akan lengser dan Aku akan menjadi Presidennya. Semua sesuai rencana!"






Hari yang sama, 10:00
Sebuah daerah di timur Cilacap City.



"Aku pulang,"

"Kakak! Selamat datang!!"

Ali memberi sebuah belaian ke kepala adiknya yang baru saja menerjangnya.

"HAHA! Eva, kelihatannya kau sehat! Mana Ibu?" Kata Ali sambil melihat keadaan rumannya yang sedikit berubah dari saat dia meninggalkannya.


Di hadapannya berdiri seorang laki-laki walaupun tua tapi cukup kekar. Laki-laki tersebut memandang tajam Ali.

"Mau apa kau pulang ke sini? Anak durhaka!"




"Bagaimana kabar ayah?"

"Baik sebelum kau datang," Jawab sang Ayah ketus

Pembicaraan yang singkat ini membuat Ali kembali teringat sensasi saat dia mau meninggalkan rumah.

"Huh, dasar orang tua. Kalau ayah masih dendam soal proyek 'itu', lupakan saja berarti hubungan kita sudah tidak bisa diperbaiki lagi."



Hari yang sama, 11:30
Sebuah pulau kecil




"Ke-kenapa kau menyelamatkanku..hah-hah" Kata Narapidana tersebut.

Sebuah robot besar menutupi mereka sehingga narapidana dan driver-nya tidak kepanasan karena sengatan matahari.

"Kenapa, ya? Memang perlu alasan menyelamatkan orang yang hampir mati tenggelam?" Kata Driver tersebut.

"Lepaskan helmmu,"

"Tidak mau, memangnya apa untungnya aku melepaskan helm ini?"

"Jadi apa yang akan kau lakukan kepadaku? Menyerahkanku kepada Polisi,"

"Tidak kok, jangan khawatir"

"Jadi apa?"

"Kau punya sesuatu yang harus dikatakan 'kan?"

"Bagaimana kau tahu?"

"Sensor Battle Frame-ku mendengar teriakanmu tentang 'Indonesia Hancur' atau semacam itu... Aku tertarik"

Narapidana tersebut memperhatikan Driver yang menyelamatkannya tersebut. Dari lekuk tubuhnya sepertinya dia seorang gadis. Pikirnya.

"Jadi, apa ini?" Kata Narapidana tersebut menunjuk ke arah Robot yang menjadi atap mereka.

Robot tersebut memiliki 2 Kaki besar dan badan bulat. Badan tersebut berisi kokpit Driver-nya.

"Kau menganti subjek pembicaraan, Jawab dengan jelas pertanyaanku"

"Kau tidak akan percaya..."

Narapidana itu mulai menceritakan sebuah kisah yang sangat memilukan.


Hari yang sama, 12.00
Yogyakarta



Seorang pemuda mengenakan seragam OSIS berdiri melihat sebuah bendera Merah Putih sedang dibuat mainan oleh anak-anak kecil.

"O-oi! Kembalikan bendera itu ke tempatnya!!" Kata pemuda itu memberanikan diri.

Namun anak-anak tersebut tidak menghiraukannya dan malah membuat bendera itu sebagai permainan Matador-matadoran.

Pemuda itu diam tidak bisa melakukan apa-apa.

Mereka anak daerah sini, kalau aku macam-macam di daerah ini bisa-bisa aku dikeroyok warga, pikirnya.

Segera setelah dia memutuskan membiarkan perbuatan tercela tersebut, anak-anak tersebut menjatuhkan bendera tersebut ke tanah. Saat itu pula kemarahan pemuda itu mencapai puncaknya sampai dia terlihat seperti buta.

"HOI! DASAR KURANG AJAR! KALIAN TIDAK MENGERTI CARA MEMPERLAKUKAN SANG SAKA MERAH PUTIH DENGAN BAIK DAN BENAR!!"

Suara pemuda ini bergaung di gang sempit tersebut. Anak-anak kecil tersebut diam mematung mendengar "Teriakan Naga Tidur" tersebut. Lalu mereka melarikan diri. Pemuda itu langsung mendekati bendera tersebut dan memungutnya.

"Yah... Kotor..." Pemuda ini memandang bendera tersebut dengan pandang seperti melihat ayam yang tertelindas mobil.

"HOI!!! BOCAH!!! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN SANG SAKA MERAH PUTIH!!" Meskipun suara ini keluar dari mulut seorang kakek tua, suaranya terdengar seperti Singa Muda.

Kakek tersebut menendangkan kakinya ke udara. Tujuannya ternyata agar sandal jepitnya terlempar ke arah pemuda tersebut.

Dengan kecepatan penuh sandal tersebut meluncur ke wajah pemuda tersebut. Tentu saja karena tidak siap menerima sandal tersebut akhirnya wajahnyalah yang menerima kedatangan sandal meluncur tersebut.

"Kakek! Kalau tidak tahu apa-apa jangan sembarangan, deh!" Seorang gadis di sebelah kakek tersebut mengingatkan kakeknya tersebut.

Pemuda itu hanya bisa kebingungan.

"Maaf, Mas. Ada yang luka?" Gadis tersebut mendekati pemuda itu.


Disaat pemuda tersebut berpikir bahwa ini adalah hari keberuntungannya, nantinya dia tidak akan menyangka bahwa dia akan hampir mati karena pertemuan ini...



Hari dan waktu yang sama,
Sebuah pulau kecil


"Jadi begitu..." Kata Narapidana tersebut mengakhiri cerita panjangnya yang mungkin jika dijadikan sinetron bisa berpuluh-puluh episode.

"Meskipun fokus ceritamu agak kabur, aku bisa menggenggam maksudnya..."

"Jadi bagaimana?"

"Tentu saja aku tidak percaya! HAhahahaha! Maksudku, ceritamu sama sekali tidak masuk akal! Pokoknya sekarang kau jadi tahanan ku. Sebentar lagi akan ku serahkan kau ke polisi."

Sambil tersenyum pahit dan dia berpikir, katanya dia tidak akan menyerahkanku ke polisi.


"Jadi, benda apa ini? Seperti Robot di film jaman dahulu."

"Beruntung, Kau adalah orang biasa pertama yang melihat "Deathbringer" Robot serbaguna milik Indonesia dan untuk Indonesia hehehehe. Dan akulah Driver pertamanya!" Kata Driver tersebut dengan senangnya.

"Deathbringer? Jadi ini alat pembunuh massal buatan Republik Indonesia?"

"Ok! Namanya memang buatanku sendiri. Nama aslinya NAVI-00. Robot serbaguna. Tadinya aku sedang..."

Bip*bip*

Gadis tersebut menekan sesuatu di dekat telinganya.

"Hm?..... Dimengerti.... Dimengerti.... Mohon Izin menggunakan Death-- maksudku NAVI-00 dengan prioritas A.... Baik!.... Siap!"

Gadis tersebut seperti bicara dengan atasannya, pikir Napi tersebut.

"Maaf tuan Napi! Saatnya tugas terlebih dahulu!" Kata Driver tersebut dengan riangnya.

(to be continue (?))

4 komentar:

gecd mengatakan...

jenius seperti biasa
kali ini settingnya pindah2 ya...
genrenya apa? mecha?

Anonim mengatakan...

gila, keren bro! mantep tense nya kerasa banget, dah kaya di movie pacingnya.
mungkin terlalu sensitiv isunya buat level negara kita ini, tapi jangan dipikirkan
anda kayaknya otaku pertama yang saya kenal yang bisa kaya gini, saya aja dulu bikin cerita settingnya kalo gak jepang2an ya gothic fantasy. gali terus bro, gadjah mada bisa jadi densetsu eiyu, kolor ijo bisa jadi summon lol

Anonim mengatakan...

Sudah 2024 masih pake AK-47?

Franz Budi mengatakan...

@gecd
wew, kalo dibilang jenius nggak juga, inspirasinya juga berpengaruh banget. Thanks sempai!

setting kali ini emang dibikin piece nya kesebar2 kayak karyanya Urasawa Naoki. biasanya bikin 1st person view, kali ini bikin yang orang ketiga,

spoiler genre : mecha, conspiracy, action, supernatural...

@kai
rasanya emang lebay juga pake nyangkut2in presiden
wah padahal menurut saya anda lebaynya udah nggak ketulungan LOL Sankyuu sempai.

@anonim
Maklum sekarang senjata saya di PB AK-47, lagipula senjata murah meriah + customization yang cocok dipakai teroris ya cuma AK-47

buat VN kayaknya keren, jadinya kayak main super robot taisen LOL